EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 153.190   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.658   |   Gold 2,300.29/oz   |   Silver 26.78/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 14 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 14 menit lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 15 menit lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 15 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 7 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 8 jam lalu, #Saham AS

Deflasi: Zona Euro Akan Bernasib Sama Dengan Jepang Pada Tahun 1998

Penulis

Draghi berisiko mengulangi kesalahan yang sama dari Bank Sentral Jepang, yaitu dengan mengesampingkan ancaman deflasi dan menggencarkan program pelonggaran kuantitatif.

Sebuah catatan sejarah dari Presiden Bank Sentral Jepang yang pernah dilaporkan pada bulan Januari 1998, berbunyi,"Saat ini, belum ada alasan bagi kami untuk mengekspektasikan bahwa harga-harga barang akan merosot drastis serta untuk mengerahkan kebijakan tekanan deflasi dalam ekonomi secara keseluruhan." demikian yang dinyatakan oleh Presiden BOJ saat itu, Yasuo Matshusita.

eurozone_deflation
Namun, kenyataannya ironis. Enam bulan sejak Mashusita menyuarakan hal tersebut, harga-harga barang di Jepang justru jatuh drastis dan menandai awal era deflasi di Negara Matahari Terbit sejak tahun 1998.

Apa yang diungkapkan oleh Mashusita nampaknya diulangi secara jelas oleh Mario Draghi, Presiden ECB. Menurut para ekonom dari Barclays Plc, Morgan Stanley, dan JPMorgan, Presiden ECB Mario Draghi berisiko mengulangi kesalahan yang sama dari Bank Sentral Jepang, yaitu dengan mengesampingkan ancaman deflasi dan jusru menggencarkan program pelonggaran kuantitatif.

Menurut Bloomberg, kesamaan antara kondisi ekonomi Jepang pada tahun 1990 dengan kondisi Eropa saat ini adalah sebagai berikut:
1. Lemahnya ekspansi ekonomi setelah serangkaian keputusan mengejutkan
2. Keengganan bank untuk memberikan pinjaman
3. Meningkatnya nilai tukar mata uang
4. Kebijakan moneter yang masih terus diperdebatkan

Joachim Fels, Kepala ekonom internasional di Morgan Stanley London mengatakan,"Risiko 'Japanifikasi' terhadap Zona Euro sangatlah tinggi dan cenderung terus meningkat." Fels memperkirakan Zona Euro akan megalami kemerosotan harga hingga 35 persen. Fels menambahkan bahwa pada tahun 1998, Jepang juga tidak menyadari sinyal-sinyal deflasi, sama seperti sikap ECB saat ini.

BOJ yang saat itu terlalu cepat berpuas diri akhinya melukai perekonomiannya sendiri, bahkan sempat tertinggal oleh perkonomian Cina karena perusahaan-perusahaan akhirnya mengambil langkah untuk mem-PHK karyawannya untuk mengantisipasi harga barang yang diproduksinya akan menjadi semakin murah. Demikian pula para konsumen, mereka cenderung untuk menahan uang yang mereka miliki dengan harapan bahwa harga akan turun lagi.

163656
Penulis

SFN merupakan hasil kerjasama beberapa personel tim Seputarforex untuk mengulas berita-berita terkini di bidang forex maupun saham.