Advertisement

iklan

Harga emas mendekati rekor tertinggi, seiring Ketua Fed Powell yang pesimis terhadap pemotongan suku bunga yang segera terjadi, 9 jam lalu, #Emas Fundamental   |   EUR/USD bertahan di bawah level 1.0900, fokus tertuju pada Neraca Perdagangan Jerman, pidato Lagarde dari ECB, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD melanjutkan penguatannya di atas level 0.6200 berkat pelemahan USD, pemotongan suku bunga oleh Fed masih menjadi sorotan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD mencapai level tertinggi sepanjang masa di sekitar level $2,150, 11 jam lalu, #Emas Teknikal   |   Harga emas mundur setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa, potensi bullish tetap utuh, 11 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) +5.02%, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) +4.59%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) +2.35%, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini sebesar 0.71% ke 7,110, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID) melalui anak usahanya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) berencana menawarkan obligasi hingga Rp1.5 triliun, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Ira Noviarti menjual seluruh saham UNVR yang dimilikinya sebanyak 870,000 lembar sebelum resmi melepas kursi kepemimpinan, 15 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Dolar Ambrol Ke Bawah 95.00 Pasca Rilis Data Inflasi AS

Penulis

Rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) merosot hingga tembus ambang kunci 95.00 dalam perdagangan sesi New York kemarin. Saat berita ditulis pada akhir sesi Asia (13/Januari), DXY masih melanjutkan penurunannya ke kisaran 94.90-an. Pasalnya, rilis data inflasi AS menunjukkan pertumbuhan harga-harga di tingkat konsumen yang tak jauh mengungguli ekspektasi pasar.

DXY Daily

US Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa inflasi AS bertumbuh dengan laju 0.5 persen (month-over-month) pada bulan Desember 2021. Pertumbuhan tersebut sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 0.4 persen, tetapi lebih lemah dibandingkan pertumbuhan 0.8 persen pada November. Sedangkan laju inflasi tahunan menanjak dari 6.8 persen menjadi 7.0 persen, persis dengan estimasi konsensus.

Pertumbuhan inflasi AS secara year-on-year menorehkan lonjakan paling tinggi sejak Juni 1982. Akan tetapi, pelaku pasar menilai data-data ini takkan membuat The Fed menjadi semakin hawkish. Alhasil, spekulasi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak empat kali tahun ini pun surut kembali menjadi tiga kali saja.

Rival-rival dolar AS berpesta pora menyambut stabilisasi ekspektasi "Fed rate hike" ini dengan mencetak kenaikan antara 0.5 persen hingga 1 persen dalam satu sesi. Euro, pound sterling, dolar Aussie, dolar Kanada, dan dolar Kiwi saat ini masih menduduki posisi terkuat masing-masing sejak Oktober-November lalu. Namun, analis mengingatkan bahwa rangkaian berita terbaru -data inflasi AS dan testimoni Ketua The Fed- tidak mengubah arah kebijakan The Fed menjadi dovish.

"Saya tidak berpikir ada apa pun dalam komponen IHK (Indeks Harga Konsumen) yang menyebabkan pasar untuk menarik napas lega," papar Jan Nevruzi, pakar strategi NatWest Markets, "Akankah angka 6.7 persen atau 7.3 persen mengubah arah The Fed dalam beberapa bulan mendatang atau tahun ini? Saya rasa tidak."

"USD terpukul kemarin, tetapi jangan tertipu dengan berpikir bahwa itu ada hubungannya dengan apa yang dikatakan Powell. Dalam jangka menengah, masih ada alasan kuat untuk memasang posisi long pada USD," kata Bipan Rai dari CIBC Capital Markets, "Dalam jangka pendek, kami mengakui bahwa perhitungan ulang (kekuatan) hawkish-nya The Fed akan membutuhkan jeda dan posisi long USD menghadapi hambatan yang signifikan. Dibutuhkan kesabaran di sini."

Download Seputarforex App

297127
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.