iklan |
iklan |
Seputarforex.com - Sehari pasca pengumuman kebijakan moneter The Fed, Dolar AS masih harus berjuang untuk menguat terhadap mata uang-mata uang mayor. Di sesi perdagangan Jumat (21/Desember) siang ini, Indeks Dolar yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor, naik tipis 0.07 persen ke 96.39.
Tahun Depan Hanya Dua Kali Kenaikan Suku Bunga
Dolar AS melemah setelah The Fed memproyeksi kenaikan suku bunga dua kali saja di tahun 2019 mendatang, lebih kecil daripada proyeksi sebelumnya yang memperkirakan tiga kali kenaikan. Akan tetapi, The Fed akan terus mamangkas Balance Sheet sebesar $50 miliar per bulan. Menurut Ketua The Fed Jerome Powell, ekonomi AS akan tetap menguat walaupun pertumbuhan global melambat. Oleh sebab itu, pengetatan moneter masih dibutuhkan.
Yen Masih Cenderung Lebih Kuat Daripada Dolar
Pernyataan kebijakan moneter The Fed yang ternyata tak se-dovish harapan investor, membuat Dolar AS melemah signifikan versus Yen. Para investor lebih memilih Yen sebagai safe haven saat saham-saham jatuh seperti sekarang.
Saat berita ini ditulis, USD/JPY memang sudah naik sedikit ke posisi 111.43, dari level rendah 110.81 kemarin malam. Namun, dalam sepekan ini, total penurunan USD/JPY telah mencapai 2 persen.
"Kita sedang menyaksikan kasus klasik 'risk-off', dimana Yen lebih kuat terhadap Dolar AS. Hal yang sudah jarang terjadi beberapa bulan terakhir ini," kata Junichi Ishikawa, Ahli Forex Senior di IG Securities Tokyo. "Pasar AS, khususnya pasar ekuitas, akan terus mendikte arah Dolar dalam waktu dekat. Kita mungkin harus menunggu sampai (setelah libur) tahun baru untuk melihat (apakah) penghindaran risiko akan menetap."
Risiko Government Shutdown Di AS
Adapula isu lain yang dipertimbangkan oleh pasar, yakni potensi penutupan pemerintahan (Government Shutdown) yang kemungkinan bakal dihadapi lagi oleh AS. Pokok masalahnya adalah pro kontra pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, yang telah berulangkali menggagalkan pengesahan anggaran negara tersebut.