Dolar AS terpantau sedikit menguat terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya pada Selasa (05/05) hari ini, mengungguli Euro dan Sterling dalam perdagangan yang sempit sehubungan dengan tutupnya beberapa pusat instansi keuangan kunci dalam rangka liburan hari Buruh internasional. Pada malam hari tadi, AS melaporkan data pesanan pabrikan (factory order)-nya untuk bulan April yang naik 2.1 persen, setelah melorot sebanyak 0.1 persen pada bulan Maret.
Euro terakhir diperdagangkan pada $1.1146, terus mengikis level puncak dua bulan yang mencapai $1.1290 yang terbentuk pada hari Jumat lalu. Mata uang Zona Euro juga kehilangan beberapa pip terhadap Yen, ke posisi 133.96, dari level tinggi hari Jumat di posisi 135.29.
Sterling masih berada dalam kondisi yang defensif dalam beberapa waktu sebelum Pemilu Inggris, dimana para kandidat akan bersaing ketat. GBP/USD mencapai posisi $1.516, tidak jauh dari level rendah satu minggu pada $1.5901 yang terbentuk pada malam hari kemarin. GBP/USD telah jatuh lebih dari 2 persen dalam beberapa dalam beberapa sesi terakhir. Menurut analis dari JP Morgan kepana Reuters, ketidakpastian politik masih membayangi Poundsterling hingga setelah pemilu.
Sterling Dan Euro Loyo
Dengan Euro dan Sterling yang kalah unggul, indeks Dolar AS masih mengalami kenaikan hingga ke level tinggi 95.637, tertarik menjauh dari level rendah dua bulan di posisi 94.399 yang terpuruk pada hari Kamis lalu. Bulls Dolar masih terasa membeku baru-baru ini setelah kemerosotan drastis pada data perekonomian AS pada kuartal pertama, sehingga kenaikan tingkat suku bunga pada tahun ini kembali dipertanyakan.
Presiden The Fed wilayah Chicago, Charles Evans, pun tak memberikan kejelasan mengenai isu ini, dalam pidatonya malam tadi. Menurutnya, The Fed harus menunggu adanya lebih banyak bukti bahwa gaji sedang mengalami peningkatan sebelum menaikkan suku bunga. Disamping itu, ia juga mengulangi himbauannya agar the Fed menunda kenaikan suku bunga hingga 2016.