Dolar AS tampak defensif di hari Kamis (16/Juni) pagi ini setelah Federal Reserve AS menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonominya dan membatalkan kenaikan suku bunga - yang sebelum laporan NFP AS Mei, tampak sangat memungkinkan untuk dinaikkan - pada bulan Juni ini.
Euro memantapkan posisinya ke posisi 1.12635 per Dolar AS dari level rendah pekan ini di bawah angka 1.1200 per Dolar AS. Sedangkan Yen memukul jatuh Dolar AS ke level 105.41 namun tak lama kemudian kembali lagi ke posisi 105.84. GBP/USD diperdagangkan cukup flat di kisaran 1.4188 di tengah ketidakpastian Brexit yang juga menjadi pertimbangan The Fed. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap enam mata uang mayor, melonggar ke level 94.583 dari level tinggi 95.043 yang tersentuh di hari Rabu sebelum pengumuman kebijakan The Fed.
Kemungkinan Kenaikan Suku Bunga Di Bulan Juli Makin Pudar
Mayoritas para anggota pembuat kebijakan di The Fed masih melihat adanya kemungkinan untuk menaikkan suku bunga dua kali dalam tahun. Akan tetapi, enam dari mereka sudah melihat kemungkinan kenaikan suku bunga tahun ini hanya sekali saja, sudah lebih banyak dibandingkan dengan hanya satu orang yang memperkirakan kenaikan satu kali di 2016 pada bulan Maret lalu.
Ketua The Fed, Janet Yellen, tak memberikan kejelasan apakah kenaikan suku bunga mungkin dilakukan pada rapat kebijakan moneter di akhir Juli mendatang, tetapi para investor mengasumsi bahwa tidak adanya petunjuk yang jelas artinya tidak ada kenaikan suku bunga. Singkatnya, kemungkinan kenaikan suku bunga AS pada bulan Juli pun mengecil.
Daisuke Uno, Kepala Ahli Strategi di Sumitomo Mitsui Bank, menuturkan, walaupun proyeksi The Fed masih ada dua kali kenaikan, tapi kenaikan suku bunga pada bulan Juli sangat tidak mungkin. Pasalnya, pertemuan The Fed tinggal tiga kali lagi setelah Juli nanti dan inilah yang menjadi tanda tanya besar bagi The Fed jika memang masih bersikeras memprospek dua kali kenaikan, demikian yang dikutip oleh Reuters.
