Penguatan Dolar AS menyusut di sesi perdagangan Asia, Selasa (07/10) pagi ini. Mata uang Amerika Serikat tersebut menderita kemunduran satu hari yang terbesar dalam satu tahun ini setelah bullish beberapa hari pasca dirilisnya laporan NFP AS yang lebih tinggi daripada ekspektasi.
Euro rebound ke $1.2652 dari level tinggi dua tahun di dekat $1.2500 yang tercapai pada hari Jumat lalu. Sementara Sterling kembali merangkak naik ke $1.6075 setelah menyentuh level rendah 11 bulan di $1.5943.
Aksi Profit Taking
Para trader mengatakan bahwa pembalikan ini terjadi kemungkinan besar akibat aksi ambil untung karena imbal hasil obligasi pemerintah AS masih betah di level rendah. Imbal hasil dua tahunan kembali anjlok ke 0.535 persen, seperti sebelum data NFP Amerika Serikat dirilis.
Kondisi tersebut tampak ironis dengan penguatan Dolar AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed pada pertengahan tahun 2015 mendatang. Analis dari BNP Paribas yang dikutip oleh CNBC, menyebutkan bahwa posisi beli USD masih terus terkerek. Posisi ini akan terus membayangi dan baru akan hilang jika imbal hasil menurun.
Terhadap Yen, Dolar AS menurun ke 108.78, mengendur dari level tinggi 109.91 yang dicapai pada hari Jumat. Pekan lalu USD/JPY mencapai puncak tertinggi dalam enam tahun di 110.09. Diketahui pada hari ini BOJ akan mengumumkan kebijakan suku bunganya serta kebijakan moneternya dalam rangka mencapai target inflasi 2 persen.