EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,336.18/oz   |   Silver 27.37/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,155.78   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   Data inflasi Eropa mulai menimbulkan pertanyaan mengenai pelonggaran ECB di bulan Juni, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD perlu menembus level 1.0750 untuk lanjutkan pemulihan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Wunsch, ECB: Penurunan suku bunga di Juli tidak pasti, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   XAU/USD lanjutkan kenaikan efek berlanjutnya konflik timur tengah, 14 jam lalu, #Emas Fundamental   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 21 jam lalu, #Saham AS

Dolar Australia Jatuh Diguncang Potensi Gejolak Perdagangan Global

Penulis

Dolar Australia jatuh, tampaknya akan menjadi salah satu mata uang yang akan mengalami pukulan keras di tengah rencana kebijakan perdagangan presiden AS.

Seputarforex.com - Dolar Australia jatuh ke level rendah satu minggu terhadap Dolar AS di sesi Asia Jumat (16/Mar) pagi tadi. Meski Dolar AS sedang melemah terhadap Yen karena pencopotan Penasihat Keamanan AS, Dolar Australia tetap turun karena lebih terpengaruh oleh kebijakan proteksionisme dagang Presiden AS.

 

dolar-australia

 

 

AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7792 saat berita ini ditulis, setelah penurunan yang signifikan dari angka 0.7876. Menurut Imre Speizer dari Westpac, mata uang-mata uang komoditas menjadi mata uang berperforma terburuk malam tadi, terutama Dolar Australia.

Minat risiko muncul setelah ada laporan bahwa Donald Trump mencopot H.R McMaster yang menjabat sebagai penasihat keamanan. Dalam waktu yang berdekatan, beberapa pejabat penting Gedung Putih dibongkar pasang oleh orang nomor satu di AS tersebut. Sebagian pelaku pasar menduga, hal itu sengaja dilakukan oleh Trump karena mereka menghalanginya menerapkan kebijakan proteksi perdagangan.

Yang terbaru adalah rencana penerapan tarif impor AS dari China. Menanggapi hal ini, penasihat perdagangan AS, Peter Navarro mengatakan bahwa ia akan membuat surat rekomendasi yang bertujuan mengusut pencurian dan pemaksaan transfer hak milik intelektual AS oleh China.

"Dolar Australia masih cukup mantap menghadapi berbagai gejolak yang terjadi bulan ini. Hal itu menujukkan bahwa wacana pertumbuhan global yang sangat bullish belum mengguncang," kata Sean Callow, analis lain di Westpac.

"Namun, mengingat adanya ketegangan kondisi perdagangan AS yang kemungkinan makin memanas dalam beberapa bulan ke depan, Dolar Australia tampaknya akan menjadi salah satu mata uang yang akan mengalami pukulan keras. Terlebih lagi, saat ini Australia sedang defisit dan ekspornya sangat tergantung pada China."


Pidato Guy Debelle RBA

Pagi tadi, Deputi Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Guy Debelle, menyampaikan pidato di Sydney. Ia mengatakan bahwa pasar mengabaikan peringatan yang dibuat oleh para pembuat kebijakan tentang pasar saham.

Mereka terlalu cepat merasa puas diri dengan harga yang tinggi dan tidak mengindahkan risiko kenaikan suku bunga. Akhirnya, mereka kelabakan saat kenaikan suku bunga AS mulai bergerak lebih cepat. Pada bulan Februari 2018, pasar saham global pun mengalami sell-off besar-besaran.

282861
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.