Advertisement

iklan

Yen Jepang melemah terhadap USD di tengah berkurangnya sentimen penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret dan perubahan kebijakan BoJ, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD pulih dari beberapa penurunan di dekat level 1.2550 menjelang data ketenagakerjaan Inggris dan CPI AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level positif sekitar 1.0770, data CPI AS diawasi, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD bertahan di atas level $2,000, investor menunggu data CPI AS, 12 jam lalu, #Emas Teknikal   |   TikTok resmi investasikan lebih dari Rp23.38 triliun di GOTO Group, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Diprediksikan menguat, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mungkin akan tembus Rp130 persaham hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Hingga kuartal III, Wika Beton (WTON) catat kontrak baru senilai Rp5.1 triliun atau 59.77% dari target Rp8.65 triliun, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 7,147.39 pada awal perdagangan hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Dolar Australia Tersepak Modifikasi Arahan RBA

Penulis

Kenaikan suku bunga RBA hari ini tidak berdampak positif bagi kurs dolar Australia karena dua alasan.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Kurs dolar Australia sempat menguat pesat terhadap dolar AS sepanjang pekan lalu. Akan tetapi, AUD/USD terperosok sampai lebih dari 1% dalam sekejap pada perdagangan hari Selasa (7/November). Pemicunya, RBA mengumumkan kenaikan suku bunga secara berdampingan dengan arahan kebijakan yang bernada dovish.

AUDUSD Daily

Reserve Bank of Australia (RBA) tadi pagi mengumumkan kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin ke tingkat 4.35%. RBA telah mensuspensi kenaikan suku bunga selama empat rapat kebijakan sebelumnya, tetapi terpaksa menaikkannya lagi lantaran data inflasi Australia cukup tinggi pada kuartal ketiga.

Sayangnya, kenaikan suku bunga RBA itu tidak berdampak positif bagi kurs dolar Australia karena dua alasan. Pertama, konsensus sudah lama mengantisipasi keputusan tersebut. Kedua, RBA menghapus pesan "pengetatan lebih lanjut mungkin diperlukan" dalam panduan kebijakan terbarunya.

"AUD/USD awalnya melonjak (sampai) ke atas 0.6500 setelah RBA menyampaikan kenaikan suku bunga sebesar 25bp yang sudah diperkirakan secara luas. Namun, AUD/USD kemudian melemah ke sekitar 0.6430 karena pasar mencerna Pernyataan Gubernur yang sedikit lebih dovish dibandingkan sebelumnya. Pergeseran utama adalah modifikasi dalam bias pengetatan menjadi sedikit lebih lunak," kata Carol Kong, pakar strategi di Commonwealth Bank of Australia (CBA).

Makin banyak analis yang berpendapat suku bunga RBA mungkin sudah mencapai puncak tertingginya, sehingga AUD/USD jatuh. CBA tak lagi mengharapkan kenaikan suku bunga RBA lanjutan. Westpac berpendapat RBA tak akan menaikkan bunga lagi pada Desember mendatang, meskipun menilai masih ada sedikit kemungkinan untuk kenaikan lanjutan pada awal 2024.

Data-data ekonomi China juga menekan Aussie karena tak mampu menampilkan pemulihan berkelanjutan yang diharapkan dunia. Neraca Perdagangan China yang dirilis tadi pagi menunjukkan kinerja impor yang lebih baik, tetapi ekspor malah merosot hampir dua kali lipat lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya. Apabila bisnis China ngadat terus-menerus, negara-negara mitra dagang utama China terancam ikut mengalami perlambatan yang lebih dalam — termasuk Australia dan New Zealand.

Download Seputarforex App

299935
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.