Dolar AS bergerak turun di hari Senin (25/01) pagi ini namun masih cukup jauh dari level-level rendahnya terhadap mata uang-mata uang mayor sehubungan dengan kalemnya pasar di awal pekan ini. Para investor pun mulai mengarahkan perhatian mereka ke rapat-rapat bank sentral yang akan digelar dalam minggu ini.
Dolar AS menurun tipis terhadap Yen, sekitar 0.2 persen ke posisi 118.57, belum jauh dari level tinggi 118.88 yang tersentuh di hari Jumat lalu. Di sisi lain, EUR/USD meningkat 0.1 persen ke angka $1.0793, namun tak terlalu jauh pula dari level rendah mingguan di angka $1.0776 yang tresentuh di hari Kamis lalu setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Draghi, memberikan pernyataan yang cukup tegas terkait besarnya peluang bagi bank sentral tersebut untuk kembali menambah stimulus.
Draghi menekankan bahwa apabila outlook pemulihan ekonomi secara bertahap di Zona Euro tidak mengalami kemajuan, maka bank sentral masih mempunyai berbagai instrumen untuk mendorong naik level inflasi dan akan segera mengambil tindakan termasuk menambah stimulus.
Jelang FOMC Januari
Selain itu, Federal Reserve AS akan menggelar pertemuan kebijakan moneter (FOMC) yang hasilnya akan diumukan pada Kamis dini hari mendatang dengan ekspektasi suku bunga akan dipertahankan di kisaran 0.25-0.50 persen. Namun, munculnya kemungkinan gejala pendinginan inflasi yang diiringi dengan volatilitas pasar global, berpotensi membuat The Fed memberikan sinyal waspada untuk outlook ekonomi AS maupun dunia.
Andre Sheet, Kepala Ahli Strategi Aset Silang di Morgan Stanley, menuturkan pada Reuters bahwa pasar masih memperhatikan pengetatan kebijakan moneter AS dan kemungkinan resesi. Apabila The Fed masih mengutarakan bahwa kebijakan mereka masih bergantung pada data, maka bisa jadi hal itu dapat meringankan tekanan yang dialami oleh Dolar AS.
Para spekulator mengurangi pertaruhan bullish mereka terhadap Dolar AS dalam empat minggu berturut-turut hingga tanggal 19 Januari karena posisi net long jeblok ke level terendah sejak akhir Oktober, demikian menurut kalkulasi Reuters dan data terakhir dari CFTC yang dirilis akhir pekan lalu.
Indeks Dolar AS, yang melacak performa Greenback terhadap enam mata uang mayor, sedikit menurun di angka 99.530, namun masih belum jauh dari level tinggi satu bulan di angka 99.790 yang tersentuh hari Kamis lalu.