Kemajuan pertumbuhan ketenagakerjaan Inggris pada beberapa bulan mendatang diramalkan akan sedikit melambat, demikian dirangkum oleh lembaga The Chartered Institute fore Personnel and Development Inggris (CIPD).
CIPD menyurvei sebanyak seribu penyedia lapangan kerja dan mendapatkan hasil bahwa lebih dari setengah perusahaan-perusahaan di Inggris, yaitu sekitar 54%, menyatakan bahwa mereka akan menaikkan upah karyawan. Hal tersebut lebih kecil dibandingkan hasil survei pada tahun lalu, yaitu 65% perusahaan menyatakan akan meningkatkan upah.
Satu dari lima perusahaan mengatakan bahwa mereka akan mengurangi jumlah tenaga kerja mereka dalam tiga bulan pertama tahun ini. Tingkat pengangguran resmi telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir ini dan saat ini telah mencapai persentase 7.1%.
Bank Sentral Inggris (BOE) telah mengekspektasikan bahwa angka pengangguran akan merosot lebih lambat, dan menyiratkan makna bahwa merek tak akan buru-buru menaikkan suku bunga hingga level pengangguran mencapai 7%.
Akan tetapi, makin pesatnya penurunan tingkat pengangguran tersebut, malah membuat BOE mengabaikan ambang pengangguran 7% sebagai patokan mereka, meskipun peningkatan dalam bidang ketenagakerjaan Inggris makin cerah. BOE menganggap bahwa perekonomian masih terlalu rapuh untuk menahan biaya pinjaman.
CIPD juga mengemukakan bahwa kenaikan upah tampaknya tak bisa dihindari jika memang inflasi menjadi target. Kenaikan upah harus dilakukan sejalan dengan inflasi, karena masyarakat membutuhkan standar hidup yang lebih tinggi akibat naiknya harga-harga barang, terutama harga sumber energi dan bahan makanan.
Sementara itu, Gubernur BOE Mark Carney mengatakan bahwa rintangan-rintangan bagi pemulihan ekonomi Inggris masih terbentang, hal itulah yang menyebabkan suku bunga rendah Inggris akan terus dipertahankan dan biaya pinjaman tidak akan dinaikkan hingga pasar tenaga kerja kendurnya pasar tenaga kerja dapat diatasi.