EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,306.88/oz   |   Silver 26.81/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 1 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 8 jam lalu, #Saham AS

Ekspor China Tersungkur, Kebijakan Pemerintah Harus Pro Pertumbuhan

Penulis

Ekspor China untuk bulan Maret dilaporkan melorot drastis pada Senin (13/04) hari ini sehingga mengikis outlook perekonomian yang mengharapkan membaiknya performa perekonomian Tiongkok. Pengiriman barang ke luar China (ekspor) tercatat jeblok hingga 14.6 persen pada bulan Maret tahun ke tahun, mematahkan ekspektasi kenaikan 12 persen.

Ekspor China untuk bulan Maret dilaporkan melorot drastis pada Senin (13/04) hari ini sehingga mengikis outlook perekonomian yang mengharapkan membaiknya performa perekonomian Tiongkok. Pengiriman barang ke luar China (ekspor) tercatat jeblok hingga 14.6 persen pada bulan Maret tahun ke tahun, mematahkan ekspektasi kenaikan 12 persen.

china_ekspor
Kemerosotan pada sektor ekspor ini terjadi akibat China yang masih bergulat dengan overkapasitas dan terpuruknya sektor properti. Peraturan Bank Sentral China (PBoC), yakni dengan memotong tingkat hingga dua kali dan mengurangi rasio RRR karena dibutuhkan dalam waktu enam bulan terakhir, telah berdampak pada melambatnya pembelian rumah. Buruknya performa ekspor ini, menurut ekonom Credit Agricole di Hong Kong, tetap tak bisa dihindari meskipun hari kerja terbilang cukup sibuk (tidak ada libur panjang) dan akan mengobarkan kekhawatiran terhadap permintaan asing apabila ditambah dengan penguatan Yuan.

Surplus Menyusut

Sementara itu, impor mengalami penurunan 12.7 persen dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 11.7 persen. Neraca perdagangannya dilaporkan hanya surplus $3.08 miliar, jauh di bawah harapan surplus $45.35 miliar. "Konsumsi melemah, investasi melambat, dan sekarang ekspor yang yang jatuh jauh lebih lemah dibandingkan ekspektasi," tutur Liu Xuezhi, ekonom dari Bank of Communication Co. di Shanghai kepada Bloomberg. "Penurunan tekanan pada pertumbuhan meningkat, membuatnya makin mendesak pemerintah untuk memulai merancang kebijakan yang lebih pro dengan pertumbuhan."

228950
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.