Emas kembali diperdagangkan dalam range sempit pada hari Rabu (11/11), menyusul tidak adanya data ekonomi AS yang rilis pada hari ini, mengingat semua bank di negeri Paman Sam sedang libur karena memperingati hari Veteran. Harga emas pada sesi New York hari ini tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya pada sesi yang sama.
Dalam tiga hari terakhir, emas masih bertahan di dekat level terendah 3 bulan terhadap Dolar AS dan bergerak sideways karena belum adanya perkembangan terbaru mengenai peluang kenaikan suku bunga The Fed. Pelaku pasar masih menunggu pernyataan Chairwoman Federal Reserve, Janet Yellen pada hari kamis (12/11) besok yang mana diperkirakan akan menjadi penentu gerakan harga emas pekan ini.
Sepanjang pekan, emas hanya mampu menyentuh level tertinggi pada harga 1095.51 USD dan level terendah di harga 1085.15 USD per troy ounce. Emas sepertinya kesulitan untuk menembus level psikologis yang berada pada harga 1100 USD.
Harga emas yang lebih murah menyebabkan permintaan emas oleh konsumen di China melonjak cukup tinggi, namun konsumen utama emas di India cenderung lesu sehingga hal inilah yang menyebabkan emas enggan untuk naik lebih tinggi lagi. Kondisi sideways seperti ini di perkirakan hanya bertahan hingga besok, karena apapun pernyataan Yellen, apakah itu hawkish ataupun dovish tentu saja akan menjadi market mover bagi emas.
Apabila penyataan Yellen bernada hawkish, maka tak tertutup kemungkinan emas akan kembali turun menyentuh level low tahun ini pada harga 1077 USD. Sedangkan jika bernada dovish, emas diprediksi akan menembus level psikologis 1100 USD per troy ounce. Saat ini emas diperdagangkan pada level 1086.23 USD atau berada didekat harga terrendah harian.