EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,344.94/oz   |   Silver 27.60/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 4 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 4 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 10 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 10 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 10 jam lalu, #Saham AS

Eropa Kembali Lockdown, Dolar AS Melejit

Penulis

Penerapan lockdown di Jerman dan Prancis meningkatkan kecemasan investor terhadap terhambatnya pemulihan ekonomi global. Kondisi ini memicu aksi penghindaran risiko dan mendorong penguatan Dolar AS sebagai safe haven.

Seputarforex - Dolar AS menguat signifikan karena didukung oleh kebijakan lockdown yang kembali diberlakukan di negara-negara Eropa seperti Jerman dan Prancis. Kondisi ini langsung meredupkan minat risiko, ditandai dengan penguatan aset safe haven seperti Dolar AS.

Eropa Kembali Lockdown Karena Lonjakan
Kepanikan pelaku pasar dimulai saat memasuki sesi Eropa kemarin (28/Oktober), tepatnya setelah pemerintah Jerman memutuskan untuk menutup bar dan restoran selama sebulan dan Prancis bersiap untuk memperketat pergerakan warga beraktivitas di tempat umum. Mata uang Euro seketika amblas hingga 0.66 persen ke level 1.1717 terhadap Dolar AS.

"Ketika keadaan berubah menjadi menakutkan (akibat lonjakan kasus COVID-19), semua orang serentak bergegas menuju Dolar sebagai safe haven… Pasar keuangan saat ini sedang menghadapi masalah yang terjadi di Eropa dan kami melihat potensi Euro melemah lebih jauh karena prospek pelonggaran kuantitatif (QE)," kata John Payne, analis senior Daniels Trading di Chicago.

Disamping itu, investor global saat ini tengah bersiap menghadapi volatilitas tinggi menjelang Pemilihan Presiden AS pada 3 November mendatang. Laporan terbaru dari lembaga survei menunjukkan bahwa capres dari Partai Demokrat, Joe Biden, lebih unggul dari Donald Trump dengan selisih hingga 10 persen.

"Kami melihat pemangkasan posisi dan investor beralih menuju greenback di tengah ketidakpastian jelang Pilpres AS… Harapannya adalah Biden menjadi Presiden AS yang akan melemahkan greenback karena Biden diprediksi akan mengurangi ketegangan perdagangan dengan China dan Eropa...," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi mata uang UBS di New York.

 

Dolar AS Sudah Terkoreksi

Secara garis besar, sentimen penghindaran risiko masih dominan di kalangan pelaku pasar. Dolar AS pagi ini bergerak mendatar setelah reli tajam pada perdagangan kemarin. Kondisi ini tercermin dari pergerakan Indeks DXY yang berada di kisaran 93.42, sedikit terkoreksi dari level tinggi hari sebelumnya yang mencapai 93.64.

Eropa Kembali Lockdown Karena Lonjakan

Dolar AS berpotensi melanjutkan reli di tengah ketidakpastian menjelang Pilpres AS dan meredupnya prospek pemulihan ekonomi karena gelombang kedua COVID-19 yang sedang menghantam Eropa. Dalam jangka pendek, fokus investor sedang tertuju pada rilis data GDP AS kuartal ketiga yang akan dipublikasikan nanti malam.

Download Seputarforex App

294512
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.