Euro Acuh Tak Acuh Terhadap Hasil Pemilu Eropa, Volatilitas Minim

Euro dilaporkan tergelincir pada Senin (26/05) pagi ini. Sementara itu, mata uang-mata uang mayor lainnya memulai hari ini dalam posisi yang stabil seiring dengan para investor yang menantikan hasil pengambilan suara untuk Parlemen Eropa, serta pemilu Presiden Ukraina yang dimenangi oleh Petro Poshenko. Presiden baru Ukraina tersebut diketahui merupakan sosok yang pro Uni Eropa.


Para dealer mengekspektasikan bahwa pasar Forex hari ini akan minim volatilitas sehubungan dengan liburnya pasar AS dalam rangka Memorial Day dan pasar Inggris dalam rangka Spring bank holiday.

Euro diperdagangkan di kisaran $1.3629, lebih rendah dibandingkan dengan level yang dicapai pada hari Jumat lalu yaitu di angka $1.3631. Mata uang 18 negara tersebut terpantau sempat terperosok ke angka $1.3615 atau level rendah yang belum pernah dicapai sejak pertengahan Februari.

Sejak tanggal 5 Mei, mata uang Zona Euro telah anjlok lebih dari 2 persen terhadap Dolar AS di tengah kencangnya ekspektasi bahwa ECB akan melakukan pelonggaran kuantitatif pada Juni mendatang. Dalam waktu dekat, Euro diperkirakan akan berada di kisaran $1.3600, dimana permintaan (bid) yang besar diperkirakan akan terjadi. Sedangkan, moving average 200 hari diperkirakan akan tercapai pada $1.3639. Para trader mengatakan bahwa berbagai spekulasi mengenai pandangan kebijakan, sifatnya akan lebih negatif bagi performa Euro ketimbang hasil dari pemungutan suara di akhir pekan.

Presiden Ukraina terpilih yang sekaligus dikenal sebagai seorang miliuner, Petro Poroshenko, disumpah untuk segera mengakhiri konflik dengan pemberontak pro-Rusia. Sementara itu di Eropa, Eurosceptic atau pihak-pihak yang anti terhadap Uni Eropa mendapatkan sedikit angin segar seiring dengan sebagian masyarakat Eropa yang memprotes kebijakan penghematan dan terjadinya ledakan pengangguran. Perlu diketahui, selama ini pejabat yang dominan di Eropa adalah pejabat yang pro akan ideologi Uni Eropa.

Menurut Ray Attrill, ahli strategi dari National Australia Bank di Sydney, pada dasarnya hasil dari pemungutan suara tersebut tak akan berpengaruh besar pada kondisi ekonomi negara, seperti Prancis contohnya. Pemungutan suara tersebut hanya menjadi dalih untuk memberikan sedikit tekanan bagi Euro dan Sterling. Peristiwa yang akan lebih mendapat perhatian pasar adalah pidato Presiden ECB, Mario Draghi, pada Kamis minggu depan.

Kembali mundurnya Euro memberikan ruang bagi indeks Dolar DXY untuk menuju puncak enam minggu di 80.443 pada hari Jumat lalu. Sementara itu, obligasi wilayah periferi Zona Euro juga terdongkrak oleh stimulus moneter Jepang dengan Yen yang makin menguat terhadap Euro. Terhadap yen, Euro melemah dengan pair EUR/JPY yang menyentuh 138.96.