EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,324.02/oz   |   Silver 26.87/oz   |   Wall Street 37,903.29   |   Nasdaq 15,605.48   |   IDX 7,141.98   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 19 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 19 menit lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 20 menit lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 21 menit lalu, #Saham AS

Euro Tembus 1.1300, Pasar Khawatir ECB Bakal Dovish

Penulis

Euro melemah terhadap sebagian mata uang mayor, karena bank sentral Eropa kemungkinan mengumumkan proyeksi kebijakan moneter yang lebih longgar.

Mata uang Euro terperosok empat hari beruntun hingga mencetak level terendah di bawah ambang psikologis 1.1300 terhadap Dolar AS, pada perdagangan sesi Eropa hari Rabu ini (6/Maret). Euro juga melemah terhadap Yen Jepang, meski masih unggul versus Poundsterling. Sejumlah data ekonomi minor yang dipublikasikan pada hari Selasa cenderung positif, tetapi pelaku pasar berfokus pada bahasan rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang akan diselenggarakan pada hari Kamis. Dalam event tersebut, ECB dikhawatirkan bakal menyampaikan proyeksi kebijakan ke depan yang lebih dovish.

EURUSD Daily

Kemarin, indeks PMI Jasa Zona Euro dilaporkan membaik dari 52.3 menjadi 52.8 pada bulan Februari 2019 dan indeks PMI Komposit naik dari 51.4 menjadi 51.9; keduanya mengungguli ekspektasi awal. Sementara itu, penjualan ritel (Retail Sales) mencatat pertumbuhan 1.3 persen (MoM) dalam bulan Januari; menandai pemulihan dari rekor -1.4 persen pada bulan Desember, sekaligus melampaui ekspektasi yang dipatok pada 1.2 persen.

Terlepas dari data-data tersebut, investor dan trader mewaspadai kemungkinan tekanan bearish yang bisa jadi muncul menyusul pengumuman ECB pasca rapat kebijakan besok. Pasalnya, sejumlah pejabat tingginya telah mengutarakan kepada media bahwa bank sentral tersebut akan membahas program TLTRO baru -salah satu bentuk kebijakan moneter longgar- dalam rapat ECB bulan Maret.

"Penurunan Euro kemungkinan dikarenakan fakta bahwa proyeksi baru ECB pada hari Kamis kemungkinan menggambarkan situasi yang lebih lemah dibandingkan sebelumnya," ujar Antje Praefcke, seorang analis Commerzbank, "Pasar boleh jadi sudah memperhitungkan ECB yang bersikap sedikit lebih hati-hati, sehingga inilah mengapa Euro sudah menyasar ambang 1.13."

Dalam catatan yang dikirim kepada kliennya pagi ini, Kathy Lien dari BK Asset Management juga mengungkapkan, "EUR/USD, yang telah ditahan di atas 1.13, akhirnya tembus level support ini hingga jatuh ke level terendah dalam dua pekan. Ini terjadi walaupun ada perbaikan PMI Zona Euro dan rebound belanja konsumen. Masalahnya bagi Euro adalah, meski data-data membaik, European Central Bank masih mempertimbangkan stimulus tambahan dan (ingin) meningkatkan suplai cheap money. Sebuah Targeted Long Term Refinancing Operation (TLTRO) diekspektasikan (akan diluncurkan) dalam 2 hingga 3 bulan ke depan, dan semakin cepat mereka menyatakan komitmen tersebut, maka tentunya ada tekanan yang makin besar untuk menggenjot pertumbuhan (ekonomi)."

287635
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.