EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.37/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 58,254.01   |   Ethereum 2,969.78   |   Litecoin 80.10   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 21 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 21 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 21 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 21 jam lalu, #Saham AS

Fed Evans Ingin Rate Hike Ditunda Hingga Pertengahan 2018

Penulis

Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans mengatakan bahwa dirinya menginginkan adanya jeda pada jadwal kenaikan suku bunga acuan hingga pertengahan tahun 2018.

Presiden Federal Reserve Chicago, Charles Evans pada hari Rabu siang waktu setempat mengatakan bahwa dirinya menginginkan adanya jeda pada jadwal kenaikan suku bunga acuan hingga pertengahan tahun ini. Tampaknya Evans tidak setuju bila Fed melakukan Rate Hike pada pertemuan Maret mendatang, mengingat dirinya termasuk salah satu dari dua anggota FOMC yang bulan lalu tidak setuju dengan keputusan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga.

Fed Evans Ingin Rate Hike Ditunda

Dalam pendapatnya di suatu kesempatan beberapa waktu yang lalu, Evans setuju pemotongan pajak seperti yang digagas oleh Presiden Trump akan mendorong pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam tahun ini, seiring dengan semakin kokohnya pasar tenaga kerja sepanjang 2017 lalu.

Namun Evans berpendapat kondisi tersebut (pertumbuhan ekonomi yang cepat) tidak serta merta dapat meningkatkan laju inflasi, bahkan dengan menunda Rate Hike hingga beberapa waktu tidak menjamin target Inflasi 2 persen Fed akan tercapai akhir 2019 atau awal 2020.

“Saya akan merasa lebih percaya diri bila melihat kondisi perlemahan trend inflasi saat ini segera hilang. Menunggu hingga pertengahan tahun menjadi suatu pilihan bijak, mengingat bila semuanya berjalan dengan baik maka Fed masih bisa melakukan Rate Hike secara bertahap” ucap Evanskepada wartawan.

 

Fed Tidak Terganggu Meski China Kurangi Pembelian Obligasi

Secara terpisah, Robert Kaplan yang merupakan Presiden Fed Dallas mengatakan bahwa langkah China yang berencana mengurangi pembelian Obligasi AS tidak akan menganggu kinerja Fed dalam melanjutkan melepas kepemilikan obligasi-nya.

“Kami masih akan merencanakan penghapusan secara bertahap obligasi (dan hal itu) masih mungkin bisa ditangani secara ketat” ucap Robert Kaplan saat menjawab pertanyaan wartawan menyikapi komentar pejabat China yang mengatakan Obligasi AS kurang menarik.

Perlu diketahui bahwa langkah China tersebut membuat Dollar AS anjlok cukup dalam terhadap major currency seperti Franc Swiss dan Yen pada sesi Eropa tadi sore. Pada pukul 00:55 WIB, pair USD/JPY berada di level 111.47 atau melemah 1.1 persen sejak pembukaan perdagangan hari Rabu. Sementara itu pair USD/CHF berada di level 0.9783 atau menjauhi level high harian 0.9845.

281889
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.