Dini hari tadi, Federal Reserve kembali mempertahankan suku bunga yang sudah diberlakukan selama lebih dari sembilan tahun terakhir, sesuai dengan ekspektasi. Namun demikian, perubahan dalam bahasa pernyataan Fed sempat membuat Dolar melejit terhadap mata uang-mata uang lainnya, terutama Euro. Apa yang berubah?
Pada Rapat Yang Berikutnya
Fed mengutip lemahnya ekspor dan inflasi sebagai alasan untuk mempertahankan kebijakan moneter super longgar-nya, dan lagi-lagi meninggalkan sedikit petunjuk. Pasar telah lama memperkirakan Fed akan bersikap demikian, khususnya karena banyak anggota FOMC yang menyatakan pandangan di depan publik bahwa kenaikan suku bunga tidak tepat dilakukan sekarang.
Namun demikian, ada empat kata baru yang muncul dalam pernyataan pasca rapat FOMC yang mengejutkan pasar, yaitu, at its next meeting (pada rapat yang berikutnya).
Kalimat lengkapnya begini,"dalam menentukan apakah akan layak untuk menaikkan kisaran target (suku bunga) pada rapat yang berikutnya, Komite (FOMC) akan mengevaluasi kemajuan -baik yang telah direalisasikan maupun yang diekspektasikan- menuju tujuan-tujuan ketenagakerjaan maksimal dan inflasi dua persen."
Kejutannya ada pada fakta bahwa FOMC secara eksplisit menuliskan kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember. Sebagian analis pun spontan menilai pernyataan tersebut hawkish. Sebagaimana Ian Sepherdson dari Patheon Macroeconomics mengatakan pada Business Insider, "Singkat kata, kenaikan (Fed rate) Desember kini bergantung pada dua laporan ketenagakerjaan berikutnya. Kombinasi payrolls, tingkat pengangguran, dan gaji yang mensinyalkan perbaikan berkelanjutan akan cukup (menjadi alasan untuk menaikkan Fed rate)."
Belum Final
Meski demikian, pelaku pasar masih sangsi akan kemungkinan kenaikan Fed rate pada bulan Desember. Pertama, pada voting pada rapat kemarin hanya menyisakan satu orang saja yang menginginkan Fed menaikkan suku bunga 0.25 persen, yaitu Jeffrey Lacker. Kedua, FOMC menyingkirkan ungkapan kekhawatiran terhadap gejolak pasar internasional dari pernyataan mereka, tetapi tidak ada jaminan kalau gonjang-ganjing seperti insiden ambruknya indeks saham China tidak akan terjadi lagi hingga Desember.
Analis dari BNP Paribas, salah satu bank top dunia, masih mengatakan bahwa kenaikan Fed rate pada bulan Desember masih tidak memungkinkan, meski probabilitas untuk kejadian itu meningkat setelah FOMC terbaru. Menurut mereka the Fed mengipasi harapan pasar, tetapi indikator-indikator penting dalam perekonomian masih memudar. Senada dengan itu, para pakar dari Barclays mengakui bahwa pernyataan FOMC kali ini lebih hawkish dari perkiraan, tetapi hal itu tidak merubah pandangan mereka bahwa the Fed baru akan bisa menaikkan suku bunga paling cepat pada bulan Maret 2016.
Fed Funds Futures juga masih menunjukkan ekspektasi pelaku pasar bahwa kenaikan Fed rate paling cepat baru akan bisa dilakukan pada 2016. Kemungkinan karena pasar masih akan melihat lebih dulu laporan-laporan ketenagakerjaan mendatang yang meliputi tingkat pengangguran, pertumbuhan gaji, dan Non Farm Payrolls dan bakal dirilis oleh US Bureau of Labor Statistics pada awal November dan awal Desember 2015.