Yen menguat terhadap Dolar AS di hari Selasa (08/12) pagi ini setelah dirilisnya data pertumbuhan Jepang untuk kuartal ketiga tahun 2015. Di samping itu, rentetan laporan indikator ekonomi Negeri Matahari Terbit yang beragam membenamkan USD/JPY hingga 0.11 persen menuju posisi 123.25.
Angka Pertumbuhan Domestik Bruto (GDP) Jepang tercatat mengalami kenaikan 0.3 persen di kuartal ketiga tahun 2015, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 0.2 persen sebelumnya. Angka GDP Jepang ini terbilang berekspansi, itu artinya, perekonomian Jepang selamat dari jurang resesi.
Selain itu, pinjaman bank di Jepang dilaporkan naik 0.2 persen sesuai ekspektasi dalam basis tahunan di bulan November, sedangkan neraca berjalan untuk bulan Oktober kembali mencetak surplus, kali ini senilai 1.458 triliun Yen, sedikit lebih rendah daripada perkiraan surplus 1.659 triliun Yen.
Kondisi ini merupakan kabar baik bagi PM Jepang Shinzo Abe, yang terus berupaya menghidupkan kembali prioritas perekonomian, walaupun pertumbuhan masih dibayangi berbagai masalah. Pemerintahan Jepang masih pula diharapkan untuk menyusun anggaran belanja fiskal ekstra bulan ini, setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) memutuskan untuk tidak melakukan perubahan kebijakan moneter, termasuk menambah stimulus.
Kuroda Tak Berniat Tiru ECB
Kemarin, Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda, mengumumkan bahwa saat ini tidak nampak adanya kesenjangan finansial yang signifikan di pasar Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa orang nomor satu di BOJ itu tidak berniat untuk kembali mengimplikasikan pelonggaran agresif dalam kebijakan moneternya.
Kuroda juga mensinyalkan, pada intinya ia tak begitu setuju dengan penggunaan kebijakan moneter untuk menyelesaikan masalah ketidakseimbangan fiskal. Bank sentral ini, menurut Kuroda, tak perlu bereksperimen menerapkan suku bunga deposit negatif demi menstimulasi aliran kredit karena program pembelian aset yang dilancarkan oleh BOJ sudah membawa return yang negatif pada rate obligasi jangka pendek. Pernyataan Kuroda ini dibuat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) pada pekan lalu memutuskan untuk menurunkan lagi suku bunga deposit mereka menjadi minus 0.3 persen.