Harga minyak terbenam pada hari Rabu (29/04) ini seiring dengan masih melimpahnya suplai dan melemahnya permintaan. Selain itu, ketidakpastian politik yang terjadi di Arab Saudi, dimana Raja Salman yang saat ini menduduki tahta Raja Arab menunjuk putera mahkota, beberapa menteri senior, dan Kepala Eksekutif perusahaan minyak andalan, Saudi Aramco.
Trader Amati CEO Aramco
Raja Salman bin Abdulaziz pada hari Rabu ini dilaporkan memecat adik tirinya sebagai putera mahkota, lalu menunjuk keponakannya, deputi putera-Mahkota Mohammed bin Nayef, sebagai penerus yang baru, demikian dilaporkan oleh televisi lokal Saudi Arabia.
Raja Salman juga menunjuk anak laki-lakinya, Pangeran Mohammed bin Salman, sebagai deputi putera mahkota, serta mengganti Menlu veteran, Pangeran Saud al-Faisal dengan duta besar Kerajaan Arab di Washington Adel al-Jubeir, sembari menunjuk menteri-menteri baru untuk mengurusi berbagai sektor.
Di sisi lain, Khalid Al-Falih, Kepala Eksekutif Saudi Aramco, ditunjuk menjadi menteri kesehatan, sementara menteri perminyakan dikuasakan kepada Ali al-Naimi. Para trader mengatakan pada Reuters, bahwa yang menjadi fokus utama mereka adalah siapa yang menjadi CEO baru Aramco dan apakah posisi Naimi sebagai Menteri Perminyakan akan memberikan pengaruh baru.
Seperti yang diketahui, Naimi yang berusia 79 tahun telah menjadi menteri perminyakan sejak tahun 1995, telah berperan besar dalam dunia perminyakan Arab Saudi. Ia pulalah, yang pada November lalu, memutuskan agar Arab Saudi tak memotong produksi minyaknya meski harga sedang jatuh sejak Juni 2014.
Brent Crude berjangka mengalami penurunan sebanyak 19 sen dari level sebelumnya di 64.45 per barel pada pukul 12:24 siang WIB. Sementara minyak WTI AS menurun 17 sen ke angka $56.89 per barel. Reshuffle internal di Arab Saudi seringkali menjadi faktor penggerak harga minyak, mengingat bahwa negara tersebut adalah produsen minyak nomor satu dunia.