Advertisement

iklan

AUD/USD bullish menguji garis SMA 200, NFP AS masih ditunggu, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   IHSG dibuka menghijau pada level 7,144 pada perdagangan hari ini. Hingga akhir sesi I, penguatannya meningkat ke 7,165.54, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Michelle Gass akan gantikan Chip Bergh sebagai CEO Levi Strauss & Co. pada 29 Januari 2024 mendatang, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Blackstone Inc. (NYSE: BX) gandeng Digital Realty (NYSE: DLR) untuk bangun empat pusat data hyperscale baru, 8 jam lalu, #Saham AS   |   Posisi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten terbesar BEI tersalip oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang berhasil catat kapitalisasi pasar sampai Rp1,083 triliun, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Yen Jepang tetap kuat di tengah harapan Pivot BoJ, meski angka PDB lebih lemah, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD bertahan di bawah level 1.2600 jelang Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   NZD/USD kehilangan momentum di bawah level 0.6170, mata tertuju pada Data NFP AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Minyak Tertekan Kenaikan Dolar Dan Sentimen Risk-Off

Penulis

Harga minyak melemah di tengah penguatan Dolar AS yang didukung oleh pernyataan hawkish The Fed. Mencuatnya sentimen risk-off kian membebani minyak.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (26/September). Minyak Brent merosot hingga 0.82 persen pada kisaran $91.13 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) berada di kisaran $88.89 per barel setelah melemah 1.06 persen secara harian.

Kekhawatiran Resesi Kembali Mencuat, Harga Minyak Lanjut Koreksi

Posisi Dolar AS yang bertengger di dekat level tertinggi 10 bulan membebani harga minyak. Penguatan dolar didorong oleh pernyataan hawkish The Fed pekan lalu yang mengisyaratkan akan memangkas jumlah penurunan suku bunga tahun depan. Beberapa pejabat The Fed baru-baru ini juga menyampaikan retorika hawkish yang semakin menopang reli Dolar.

Di saat yang sama, harga minyak juga ditekan oleh sentimen risk-off menyusul laporan Moody's terkait risiko Government Shutdown di AS. Peringatan ini muncul setelah Fitch pada bulan lalu menurunkan peringkat kredit AS sebanyak satu tingkat akibat krisis plafon utang.

"Ancaman Government Shutdown serta potensi dampaknya terhadap peringkat kredit negara merupakan faktor utama yang menyebabkan minyak semakin sulit mencapai target ajaib di level $100 per barel," kata analis di pialang PVM, Tamas Varga.

Untuk saat ini, harga minyak masih ditopang oleh pasokan yang tetap ketat karena program pemotongan output Arab Saudi dan Rusia yang diperpanjang hingga akhir tahun. Harga minyak telah menguat 30 persen sejak pertengahan tahun akibat faktor tersebut. Namun, kenaikan harga tersebut juga memperparah sentimen risk-off karena memicu peningkatan harga komoditas lainnya di pasar internasional. Para pejabat ECB pun khawatir jika hal ini berdampak terhadap inflasi dan memperkuat risiko resesi.

"Kekhawatiran terhadap resesi ekonomi yang kembali mencuat baru-baru ini mungkin telah berdampak terhadap pergerakan harga minyak..." demikian kata analis pasar CMC Markets, Tina Teng dalam sebuah catatan.

Download Seputarforex App

299801
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.