Data fundamental penting yang rilis pada Selasa (14/2) datang dari laporan Biro Statistik Tenaga Kerja merilis Indeks Harga Produsen yang meningkat cukup pesat selama bulan Januari. Dollar pun mencoba untuk kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang major di awal sesi New York.
Bureau of Labor Statistics melaporkan bahwa PPI, atau sering disebut inflasi produsen, untuk bulan Januari meningkat 0.6 persen, melewati kenaikan 0.2 persen pada bulan Desember. Hasil tersebut juga lebih tinggi bila dibandingkan forecast ekonom dalam polling Reuters yang sebelumnya memprediksi inflasi produsen AS akan tumbuh 0.3 persen di bulan Januari.
Dari kenaikan 0.6 persen tersebut banyak disokong oleh peningkatan nilai barang sebesar 1.0 persen, sedangkan peningkatan nilai jasa hanya menanjak 0.3 persen pada bulan yang sama. Secara basis tahunan maka PPI AS tumbuh 1.6 persen selama 12 bulan hingga Januari 2017. Indeks PPI Inti atau tidak memperhitungkan makanan dan energi tumbuh 0.2 persen selama Januari.
Greenback Coba Menguat Menjelang Pidato Yellen
Pergerakan mata uang Dollar AS terpantau sedikit menguat terhadap Euro pada pukul 21:02 WIB, EUR/USD diperdagangkan pada level 1.0612 atau berada tidak jauh dengan level low mingguan 1.0590. Sementara itu pair GBP/USD rontok cukup dalam setelah laporan CPI y/y Inggris tumbuh di bawah ekspektasi di awal sesi Eropa tadi sore. Sterling bertengger di level 1.2470 setelah sempat meraih level Lowest Daily 1.2442.
Sementara itu Indeks Dollar yang mengukur kekuatan terhadap 6 mata uang utama dunia terpantau berada dalam tekanan yang disebabkan oleh kondisi politik AS tidak begitu baik. Hal tersebut terjadi pasca mundurnya penasehat dewan keamanan Presiden, Michael Flynn. Indeks Dollar terpantau berada pada angka 100.9 atau telah turun 0.1 persen. Fokus Investor selanjutnya tertuju pada pidato Yellen yang akan diadakan pada pukul 22:00 WIB mendatang. Pelaku pasar ingin mencari tahu kapan Bank Sentral melakukan Rate Hike untuk pertama kalinya di tahun 2017 ini.
