iklan |
iklan |
Seputarforex - Perilisan laporan inflasi AS malam ini (12/Juli) menjadi katalis negatif yang meruntuhkan kurs Dolar AS terhadap rival-rival utamanya di pasar forex. Indeks Dolar AS (DXY) ambles sekitar 0.7% sampai 100.95 beberapa saat setelah momen tersebut, mencetak rekor terendahnya sejak pertengahan April lalu.
Laju inflasi AS untuk kelompok barang inti hanya tumbuh 0.2% (month-over-month) pada bulan Juni 2023. Angka tersebut mencerminkan perlambatan yang signifikan dibandingkan pertumbuhan 0.4% pada bulan sebelumnya, sekaligus meleset dari ekspektasi konsensus yang dipatok pada 0.3%.
Laju inflasi inti dalam basis tahunan terseret turun dari 5.3% menjadi 4.8%, meleset dari estimasi yang sebesar 5.0%. Laju inflasi tahunan untuk semua kelompok barang bahkan merosot lebih tajam lagi dari 4.0% menjadi 3.0% pada periode yang sama.
Rangkaian data mengonfirmasi perlambatan inflasi yang semakin meluas, sehingga siklus pengetatan moneter The Fed benar-benar akan segera berakhir. Data juga memicu spekulasi kalau The Fed kemungkinan bakal menaikkan suku bunga satu kali lagi saja dalam tahun ini, dan bukannya dua kali seperti diwacanakan The Fed sebelumnya.
Data terkini menunjukkan mayoritas pelaku pasar masih meyakini The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada rapat FOMC tanggal 25-26 Juli mendatang. Namun, hanya ada peluang sebesar 25% untuk kenaikan suku bunga lagi setelahnya.
"The Fed mungkin telah menyudutkan dirinya sendiri dengan (wacana) kenaikan suku bunga 26 Juli. Data (inflasi) tidak mengonfirmasi bahwa mereka benar-benar perlu menaikkannya," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom Annex Wealth Management, sebagaimana dilansir Reuters, "Karena mereka keras kepala, mereka mungkin akan tetap melakukannya. Syukurlah pasar telah memperkirakan kenaikan itu. Akhir dari siklus kenaikan suku bunga sudah dekat."
Kemerosotan ekspektasi suku bunga The Fed berimbas negatif terhadap greenback. AUD/USD dan NZD/USD masing-masing reli sekitar 1.2%, EUR/USD melesat lebih dari 0.7%, sementara GBP/USD mencapai rekor tertinggi sejak April 2022. USD/JPY longsor hampir 1% hingga kembali ke kisaran 139.00 yang sempat dihuni pada awal Juni.
Lebih signifikan lagi, USD/CHF amblas ke level terendah multi-tahun pada 0.8690-an. Ini merupakan nilai tukar dolar AS yang paling lemah terhadap franc Swiss sejak negeri produsen arloji mewah tersebut mencabut pegging EUR/CHF pada Januari 2015.