Advertisement

iklan

SEC mengajukan gugatan terhadap Binance, bursa kripto, dan CEO Changpeng Zhao terkait tuduhan berbagai pelanggaran dalam hal sekuritas, 6 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Menurut analisis dari detektif on-chain ZachXBT, setidaknya $35 juta dalam aset kripto telah dicuri dari pengguna Atomic Wallet sejak tanggal 2 Juni, 7 jam lalu, #Kripto Fundamental   |   Chevron (NYSE:CVX) telah mulai memproduksi gas dari proyek pengembangan Gorgon Tahap 2 di lepas pantai Australia Barat, 8 jam lalu, #Saham AS   |   PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) melakukan perombakan pengurus dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar Senin (6/Juni), 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Pemulihan EUR/USD terjadi setelah data AS yang lemah menyebabkan penurunan imbal hasil dan nilai tukar USD, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   EUR/USD membuka perdagangan sedikit lebih tinggi di sekitar level 1.0710 setelah mengalami rebound dari 1.0675, 9 jam lalu, #Forex Teknikal
Selengkapnya

Inflasi Masih Tinggi, RBNZ Kembali Lakukan Rate Hike

Penulis

+ -

Bank Sentral New Zealand menaikkan suku bunga sebesar 50 bps demi meredam lonjakan inflasi. Kondisi ekonomi domestik solid, namun risiko dari luar negeri menjadi sorotan.

iklan

iklan

Seputarforex - Pada hari Rabu (25/Mei), Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) secara resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 2.0 persen, melanjutkan kenaikan suku bunga yang diputuskan pada bulan sebelumnya. Kebijakan ini ditetapkan untuk melawan lonjakan inflasi New Zealand yang mencapai 6.9 persen, level tertinggi 30 tahun.

Inflasi Masih Tinggi, RBNZ Kembali

Dalam statement tertulis sesuai pengumuman rate hike, RBNZ mengatakan bahwa komite pembuat kebijakan setuju jika kenaikan suku bunga dilakukan secara agresif untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung pasar ketenagakerjaan secara berkelanjutan. Petinggi RBNZ menyadari bahwa inflasi tinggi dapat memberikan dampak buruk bagi pekerjaan dan pada akhirnya dapat menekan pertumbuhan ekonomi New Zealand.

Bank sentral juga mengungkapkan jika tujuan yang ingin mereka capai adalah memastikan tingkat inflasi konsumen (CPI) berada pada kisaran 1 hingga 3 persen. Rate hike diharapkan dapat memberikan lebih banyak fleksibilitas kebijakan mengingat kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian dari krisis Rusia yang memicu lonjakan harga minyak mentah dunia.

RBNZ mengakui kondisi ekonomi domestik terbilang cukup solid, sebagian besar karena didukung oleh pasar tenaga kerja yang kokoh, necara rumah tangga yang sehat, dan dukungan fiskal yang berkelanjutan dari pemerintah. Di samping itu, berkurangnya kasus COVID di New Zealand membuka peluang bagi pemulihan industri pariwisata.

Di tengah kondisi fundamental domestik yang terbilang solid, RBNZ masih mewaspadai risiko dari luar negeri seperti meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Lonjakan inflasi yang terjadi di banyak negara juga dikhawatirkan dapat merambah New Zealand.

Beberapa pelaku pasar berpendapat jika keputusan RBNZ kali ini dinilai sudah tepat. Namun mengenai prospek ke depannya, salah satu ekonom mengatakan bank sentral mungkin tidak bisa menaikkan suku bunga terlalu tinggi.

"Sangat mudah mengatakan bahwa risiko resesi meningkat setiap kenaikan suku bunga. Dengan adanya risiko resesi seperti yang disebutkan tadi, maka kami memperkirakan RBNZ akan berhenti di level 3 persen," kata Jarrod Kerr, kepala ekonomi KiwiBank dalam sebuah catatan.

 

NZD/USD Melonjak

Kenaikan suku bunga oleh RBNZ langsung mendorong Dolar NZ menguat signifikan terhadap Dolar AS. Pada saat berita ini diturunkan, pair NZD/USD berada pada kisaran 0.6497 atau menguat 0.54 persen dari harga Open harian.

Inflasi Masih Tinggi, RBNZ Kembali
Download Seputarforex App

297739
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.