EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 22 jam lalu, #Saham AS

Inggris Mendadak Lockdown 3 Minggu, Pound Malah Menanjak

Penulis

PM Boris Johnson mendadak mengumumkan Inggris akan memberlakukan lockdown selama tiga minggu mulai hari ini, karena jumlah korban COVID-19 meningkat pesat.

Seputarforex.com - Beberapa jam lalu, PM Boris Johnson mendadak mengumumkan bahwa Inggris akan memberlakukan lockdown selama tiga minggu ke depan mulai hari ini (24/Maret) demi membendung pandemi virus Corona (COVID-19). Langkah tersebut diambil setelah jumlah korban meninggal akibat infeksi virus melonjak drastis sebanyak 54 menjadi 335 jiwa pada hari Senin, sedangkan total kasus mencapai lebih dari 6700.

Boris Johnson

"Mulai malam ini, saya terpaksa memberi warga Inggris sebuah perintah yang sangat sederhana — Anda harus tinggal di rumah," kata Boris Johnson, "Karena hal kritis yang harus kita lakukan adalah menghentikan penyakit menyebar antara rumah. Jika Anda tidak mengikuti peraturan, polisi akan memiliki kekuasaan untuk menegakkannya, termasuk melalui denda dan pembubaran kerumunan."

Berdasarkan aturan lockdown yang diberlakukan oleh Johnson, semua toko yang menjual barang non-esensial akan ditutup. Pertemuan antara lebih dari dua orang akan dibubarkan paksa. Semua acara sosial juga dibatalkan, termasuk pesta pernikahan dan upacara pembaptisan. Warga Inggris masih diperbolehkan untuk berangkat kerja, tetapi hanya jika pekerjaan itu penting dan tidak dapat digarap dari rumah.

Menurut Johnson, langkah drastis ini diambil karena sistem kesehatan nasional Inggris (NHS) tidak akan mampu mengurus lonjakan kasus yang lebih pesat lagi. NHS merupakan sebuah sistem jaringan layanan kesehatan nasional yang didanai oleh pemerintah dengan anggaran publik bagi seluruh warga Inggris.

Ia menegaskan, "Sederhananya, jika terlalu banyak orang menjadi benar-benar tidak sehat pada waktu yang sama, NHS takkan mampu menanganinya — artinya lebih banyak orang mungkin akan mati, bukan hanya karena virus Corona tetapi dari penyakit lain juga."

Menanggapi pengumuman lockdown, bursa saham Inggris sempat dibuka melemah. Akan tetapi, pergerakan indeks FTSE100 menanjak perlahan hingga membukukan kenaikan lebih dari 4 persen saat berita ini ditulis. Pelaku pasar agaknya menyukai ketegasan Johnson. Pound juga mencatat penguatan impresif sebesar lebih dari 2 persen ke kisaran 1.1780 versus Dolar AS yang sedang terkoreksi akibat langkah agresif The Fed.

292420
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.