EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 4 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 4 jam lalu, #Saham AS

Jelang Rapat FOMC Januari, Wabah Virus Corona Menebar Risk-Off

Penulis

Indeks Dolar AS menduduki level 97.87 karena wabah virus Corona memicu pelemahan Yuan dan mata uang-mata uang berbeta tinggi seperti AUD dan NZD.

Seputarforex.com - Indeks Dolar AS bertengger dekat rekor tertinggi sejak 3 Desember 2019 di tengah ketakutan pasar terhadap wabah virus Corona yang telah menewaskan puluhan orang dalam tempo kurang dari sebulan. Sentimen risk-off semakin viral, sehingga mendukung penguatan aset-aset safe haven.

Saat berita ditulis (27/Januari), indeks Dolar AS menduduki level 97.87 berkat melemahnya Yuan dan mata uang-mata uang berbeta tinggi. USD/JPY anjlok drastis ke rekor terendah sejak 8 Januari pada sesi Asia dan masih tertekan di sekitar 109.10. Sementara itu, AUD/USD dan NZD/USD merosot tajam akibat isu yang sama.

DXY Daily

Pemerintah Beijing mengumumkan perpanjangan libur Lunar New Year dari yang sedianya berakhir pada 30 Januari hingga 2 Februari, guna memperkuat penanggulangan dan mengontrol penyebaran virus Corona. Pihak berwenang juga memblokade selusin kota sekitar Wuhan -tempat asal merebaknya virus- untuk mengerem penyebaran wabah.

Otoritas kesehatan terus bertempur melawan penyebaran virus yang telah menjangkiti lebih dari 2700 orang dan menewaskan 80 orang di China per hari Minggu lalu. Namun, jumlah kasus virus Corona semakin bertambah di dalam negeri maupun mancanegara. Termasuk diantaranya Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Nepal.

Di pasar keuangan, kekhawatiran investor terutama bersumber dari kemungkinan akan lumpuhnya sektor pariwisata dan belanja konsumen apabila wabah tak segera ditanggulangi. Investasi bisnis berpotensi terpukul pula, karena investor akan cenderung menghindari penanaman modal di kawasan terdampak. Harga sejumlah komoditi utama yang bergantung pada demand China juga merosot, termasuk tembaga dan minyak mentah.

"Ada banyak ketidakpastian tentang seberapa jauh lagi virus akan menyebar, dan ini merupakan latar belakang pergerakan dalam mata uang," kata Yukio Ishizuki dari Daiwa Securities, sebagaimana dikutip oleh Reuters. Lanjutnya, "Saya kira (sebelumnya) Dolar/Yen akan ter-support di 109, tetapi tenyata tembus ambang itu, sehingga target berikutnya sekarang adalah 108.50. Nuansa risk-off ini kemungkinan akan berlanjut untuk sementara waktu."

Dalam kurun waktu yang sama, investor dan trader juga akan memantau desas-desus seputar pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang bakal disampaikan pada tanggal 29 Januari waktu setempat. Rapat dua hari akan digelar mulai besok, dengan proyeksi sementara menunjukkan FOMC tidak akan membuat perubahan kebijakan apapun dan mempertahankan suku bunga acuan Amerika Serikat pada level 1.75 persen.

291785
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.