Seputarforex.com - Data GDP Kanada yang menguat, ternyata tidak banyak memberikan bantuan bagi Dolar Kanada. Mata uang berjuluk Loonie tersebut gagal menguat signifikan walaupun Dolar AS juga sedang melemah akibat kebijakan perdagangan terbaru Donald Trump pada Meksiko.
Dolar Kanada melemah ke level rendah lima bulan di sesi perdagangan Jumat (31/Mei) malam ini, dengan USD/CAD yang naik 0.17 persen ke 1.3523 dalam time frame harian. Level tersebut masih bertengger di kisaran tinggi yang terbentuk pada tanggal 28 Mei.
GDP Kanada Naik Pesat
Dalam basis month-over-month, GDP Kanada naik 0.5 persen pada bulan Maret 2019, ditunjang oleh peningkatan di sektor manufaktur, pertambangan, serta penyulingan minyak dan gas. Data tersebut rebound dari -0.2 persen di bulan Februari, serta lebih tinggi dibandingkan ekspektasi kenaikan ke 0.4 persen. Angka bulan Maret tersebut juga mencatat rekor kenaikan tertinggi sejak bulan November 2017.
Data GDP menjadi salah satu faktor terpenting yang digunakan oleh bank sentral untuk menentukan tingkat suku bunga. Pada hari Kamis kemarin, Bank of Canada (BoC) mempertahankan tingkat suku bunga, tetapi mereka optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Kanada akan melaju di kuartal kedua tahun ini.
Tarif Trump Pada Meksiko Terancam Berimbas Pada NAFTA
Sayangnya, kenaikan pertumbuhan ekonomi Kanada di atas tetap tak mampu mendorong CAD menguat terhadap Dolar AS. Pasalnya, ancaman bea impor Trump kepada Meksiko dikhawatirkan akan memberikan dampak serius pada kesepakatan NAFTA.
Melalui cuitannya di Twitter, Trump mengumumkan akan mengenakan bea impor sebesar 5 persen terhadap barang-barang Meksiko mulai tanggal 10 Juni mendatang, jika Presiden Andres Manuel Lopez Obrador tak segera menyetop warga negaranya untuk masuk ke AS.
Kebijakan Trump tersebut mengguncang progres revisi kesepakatan perdagangan baru yang melibatkan anggota NAFTA, yakni Kanada, Meksiko, dan AS. Mengingat bahwa kesepakatan revisi NAFTA itu belum diratifikasi, maka pasar khawatir jika manuver Trump kali ini akan membuat situasi menjadi tidak kondusif serta melukai prospek ekonomi ketiga negara yang terlibat.