Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah tercatat melemah terhadap Dolar AS pada hari Kamis (22/Jun) siang ini. Penurunan sebanyak 28 poin membawa Rupiah ke harga Rp13,320 dari sebelumnya di angka Rp13,292 per Dolar AS.
Meskipun Dolar AS juga sedang tak terlalu kuat pada hari ini, pelemahan Rupiah lebih disebabkan oleh bertambahnya persediaan minyak mentah AS yang menyeret turun harga minyak mentah dunia. Rupiah, yang merupakan mata uang komoditas, terdampak oleh hal ini. Harga minyak WTI Crude menduduki harga 42.58 dolar AS per barel. Sementara, Brent Crude di posisi 44,86 dolar AS per barel.
Selain itu, menurut ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, yang dikutip Antaranews, tekanan kurs Rupiah terhadap Dolar AS terjadi bersamaan dengan naiknya kurs Dolar terhadap mata uang-mata uang kawasan Asia. Analis tersebut menambahkan, meski inflasi Indonesia pada bulan Juni tahun 2017 masih dalam rentang yang wajar, namun kenaikan tarif listrik perlu diperhatikan karena bisa jadi akan mendongkrak inflasi.
Menantikan Data Ketenagakerjaan AS
Malam nanti, Amerika Serikat akan melaporkan data mengenai Klaim Pengangguran. Menurut Ariston Tjandra dari Monex Investindo Futures, data tersebut juga akan menjadi perhatian para pelaku pasar mata uang karena jika hasilnya lebih buruk daripada ekspektasi, maka Dolar AS akan terbebani. Sebaliknya, jika lebih baik, maka Dolar AS akan menguat.
Meski demikian, Ariston masih optimistis jika nilai tukar Rupiah masih bisa berbalik arah. Pasalnya, ekonomi nasional masih cukup kondusif, didukung oleh peringkat investasi Indonesia yang naik, sehingga menjaga nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tak terlalu rentan.
Dalam kurs USD/IDR Bloomberg pada grafik di bawah ini, tampak bahwa Dolar AS menguat terhadap Rupiah menuju ke harga Rp13,319.