Data resmi dari Pemerintah Tiongkok menunjukkan bahwa manufaktur negara tersebut menguat tipis di bulan Maret. Indeks PMI Tiongkok tercatat di angka 50.3. Naik dari level rendah delapan bulan di angka 50.2 pada bulan Februari. Perolehan di angka 50 mengindikasikan ekspansi.
Namun, survei lain yang dilakukan oleh HSBC dan Markit masih menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur Cina masih terkontraksi. Angka manufaktur Tiongkok yang dicatat oleh kedua lembaga tersebut masih menunjuk posisi 48.0, poin terendah sejak bulan Juli 2013.
Angka manufaktur yang ditunjukkan oleh lembaga-lembaga yang tersebut di atas, menjadi perhatian khusus bagi kalangan investor, analis, dan pejabat pemerintah. Mereka sepakat bahwa pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih dalam taraf yang lamban.
Pada pekan lalu, PM Tiongkok, Li Keqiang, mengakui adanya kesulitan dan risiko khusus yang membayangi outlook ekonomi. Dua faktor utamanya adalah kenaikan utang dan masalah polusi. Setelah laporan ini dirilis, indeks saham gabungan ShangHai dan Hang Seng Hongkok jatuh tipis. Sedangkan, mata uang negara partner ekonomi terbesar Tiongkok, yaitu Australia, terpantau menguat mencapai level tinggi empat bulan.