Output industri Jepang untuk bulan Februari dilaporkan melorot tajam pada Rabu (30/03) hari ini. Menurut data yang dirilis oleh pemerintah Jepang tersebut, salah satu faktor penyebabnya adalah penutupan sejumlah pabrik Toyota Motor Corp di beberapa wilayah dan berkurangnya produksi.
Output industri Jepang jeblok 6.2 persen dari satu bulan sebelumnya, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, Dan Industri Jepang pagi ini. Para ekonom mengekspektasikan penurunan dengan angka yang lebih rendah, yakni sekitar 6.0 persen saja.
Data tersebut menunjukkan adanya kemerosotan output dalam kuartal pertama, menambah sinyal lemahnya perekonomian di awal tahun 2016, setelah sebelumnya GDP Jepang juga terkontraksi hingga 1.1 persen dalam tiga bulan terakhir di tahun 2015. Penyebab penurunan tersebut kemungkinan adalah karena penghentian produksi yang dilakukan oleh Toyota, sebagai pabrik otomotif terbesar Jepang, pada tangga 8-13 Februari lalu. Toyota terpaksa menghentikan produksi mobilnya akibat terjadinya ledakan di Aichi Steel Corp., pabrik pemasok baja untuk Toyota.
Terlepas dari laporan tersebut, Yen menghentikan pelemahannya terhadap Dolar AS pasca pidato Ketua The Fed malam tadi. USD/JPY terguling dari level tinggi 113.80 ke posisi 112.443 setelah laporan-laporan tersebut dipublikasikan. Analis dari BK Asset Management, Kathy Lien, memperkirakan bahwa USD/JPY bisa terus turun hingga posisi 112.
Jumat besok, Jepang akan melaporkan indeks Tankan Manufacturing dan Tankan Non Manufacturing Jepang untuk kwartal pertama tahun 2016. Data tersebut merupakan data yang cukup penting bagi ekonomi Jepang dan akan dipertimbangkan sebagai penggerak pasar.