EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 156.020   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.652   |   Gold 2,302.41/oz   |   Silver 26.90/oz   |   Wall Street 38,225.66   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,117.43   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   EUR/JPY diperdagangkan lebih tinggi di sekitar 166.00 di tengah membaiknya sentimen risiko, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CAD turun ke dekat level 1.3700 di tengah harga minyak mentah yang lebih tinggi, sentimen Risk-On, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/USD naik mendekati level 1.2550 dengan ekspektasi pergeseran momentum, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   USD/CHF tetap berada di bawah tekanan jual di bawah level 0.9150 menyusul data IHK Swiss, 15 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) optimistis bakal membukukan marketing sales Rp9.5 triliun sepanjang tahun ini, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Starbucks (NASDAQ:SBUX) anjlok 15.9% setelah jaringan kopi ini memangkas proyeksi penjualannya karena membukukan penurunan pertama dalam penjualan dalam hampir tiga tahun terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Saham Amazon.com (NASDAQ: AMZN) naik 2.2% karena hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, 22 jam lalu, #Saham AS   |   Pendapatan trivago di Q1 2024 menunjukkan penurunan sebesar 9% YoY, 22 jam lalu, #Saham AS

Penjualan Ritel AS Februari Catat Kenaikan Terendah 6 Bulan

Penulis

Departement of Commerce AS merilis data Retail Sales selama bulan lalu yang mencatatkan kenaikan tipis 0.1 persen, paling lemah sejak Agustus 2016 lalu.

Berita ekonomi yang rilis di awal sesi New York hari Rabu (15/3) datang dari laporan Departemen Perdagangan Amerika Serikat yang mempublikasikan data Penjualan Ritel selama Februari. Penjualan Ritel mencatatkan kenaikan terendah dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, mengindikasikan bahwa ekonomi telah kehilangan momentum lebih lanjut di kuartal pertama 2017.

Penjualan Ritel AS Februari Catat

Department of Commerce AS pada hari Rabu pagi waktu setempat merilis data Retail Sales selama bulan lalu yang mencatatkan kenaikan tipis 0.1 persen, paling lemah sejak Agustus 2016 lalu. Retail Sales yang rilis malam ini juga masih berada di bawah ekspektasi ekonom melalui jajak pendapat Reuters sebelumnya yang memprediksi akan naik 0.2 persen. Sementara itu, data Retail Sales Januari direvisi naik dari 0.4 persen menjadi 0.6 persen.

Melambatnya trend Penjualan Ritel Negeri Paman Sam bulan lalu kemungkinan disebabkan oleh karena keterlambatan Pemerintah dalam melakukan “Tax Refunds” tahun ini sebagai upaya untuk memberantas penipuan. Dibandingkan periode Februari 2016 hingga bulan lalu, Retail Sales telah tumbuh 5.7 persen.

Faktor lain yang memicu lesunya Retail Sales selama Februari disebabkan oleh rumah tangga AS mulai membatasi pembelian kendaran bermotor, atau dengan kata lain bijak dalam mengeluarkan uang. Penjualan Ritel Inti yang tidak memperhitungkan sektor otomotif mencatatkan kenaikan 0.1 persen setelah tumbuh 0.8 persen pada periode Januari.

 

Inflasi AS Februari Naik Tipis Jelang FOMC

Selain merilis data Retail Sales, Departemen Perdagangan AS juga merilis data Inflasi konsumen atau CPI untuk bulan Februari yang mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0.1 persen. Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan kenaikan 0.6 persen pada periode Januari lalu, namun lebih tinggi dibandingkan estimasi ekonom yang mengharapkan kenaikan 0.0 persen.

CPI Inti, atau pengukuran yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi, pada bulan lalu berhasil naik 0.2 persen. Sama dengan ekspektasi ekonom, tetapi masih lebih rendah dibandingkan kenaikan 0.3 persen selama Januari lalu.

Pasca rilis data ekonomi AS yang beragam tersebut, pergerakan Greenback terpantau cukup stabil versus major currency, khususnya terhadap Euro dan Sterling, mengingat pelaku pasar masih menanti hasil keputusan rapat The Fed yang akan diumumkan pada Kamis dini hari nanti.

278069
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.