EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 2 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 2 jam lalu, #Saham AS

Permintaan Menyusut Akibat COVID-19, Ekspor Jepang Kian Suram

Penulis

Kemerosotan permintaan barang dari luar negeri telah menekan sektor ekspor Jepang di level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Seputarforex.com - Sektor perdagangan Jepang kembali terguncang menyusul laporan data ekspor bulan Maret yang merosot sebesar 11.7 persen secara tahunan (Year-over-Year). Angka ini lebih buruk ketimbang forecast ekonom untuk penurunan 9.4 persen, dan jauh lebih rendah dari pelemahan 1.0 persen pada periode sebelumnya. Secara umum, trend ekspor Jepang belum mampu beranjak dari teritori negatif yang sudah terjadi sejak awal 2019.

Permintaan Menyusut Akibat Covid-19,

Kemerosotan ekspor bulan lalu disebabkan oleh semakin turunnya permintaan barang Jepang dari luar negeri, terutama dari AS dan China selaku mitra dagang utama. Baik China maupun AS sama-sama tengah berjuang memerangi penyebaran Pandemi COVID-19 yang berdampak pada penurunan aktivitas ekonomi di dalam negeri masing-masing.

Secara spesifik, pengiriman barang menuju AS seperti mobil dan produk elektronik mengalami penurunan 16.5 persen di bulan Maret; penurunan terbesar sejak April 2011. Lemahnya permintaan dari AS juga terjadi pada barang konstruksi, mesin, hingga pesawat terbarang.

Sementara itu, ekspor Jepang ke China merosot 8.7 persen, dipimpin oleh lemahnya permintaan terhadap suku cadang mobil dan semi konduktor. Ekspor Jepang ke negara-negara Asia yang menyumbang lebih dari setengah dari total ekspor juga turun, yakni sebesar -9.4 persen.

 

Ekonomi Jepang Diperkirakan Terus Melambat

Di tengah semakin turunnya permintaan barang dari luar negeri, terdapat potensi perlambatan ekonomi Jepang secara masif pada bulan-bulan mendatang. Pasalnya, pemerintah Jepang pekan lalu telah memperluas skala darurat COVID-19 hingga tingkat nasional, menyusul lonjakan penderita yang terjangkit virus Corona dalam beberapa minggu terakhir.

Itu artinya, aktivitas ekonomi Jepang berpotensi semakin turun dan akan berdampak pada permintaan barang serta jasa. Dengan demikian, hampir dapat dipastikan perekonomian Jepang akan kembali mengalami kontraksi pada kuartal pertama tahun ini.

Merespon rilis data ekspor yang negatif dan suramnya outlook ekonomi Jepang, USD/JPY naik tipis dan diperdagangkan di 107.79 saat berita ini ditulis. Harga belum mampu keluar dari range penurunan akhir pekan lalu yang terbentuk berkat naiknya risk appetite pasar.

USDJPY

292691
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.