Caixin merilis Indeks PMI Jasa China yang turun menjadi 51.1 di bulan Februari 2019. Angka tersebut merupakan level paling rendah sejak Oktober 2018. Rilis data sektor jasa China tersebut juga lebih buruk dibandingkan ekspektasi ekonom yang memprediksi pelemahan dari level 53.6 ke level 53.5 saja.
Menurut lembaga Caixin yang menggelar survei terhadap sejumlah purchasing manager di China, penurunan pesanan baru dari domestik maupun luar negeri menjadi penyebab lesunya aktivitas jasa di Negeri Tirai Bambu selama bulan lalu. Konsumen lebih memilih berhati-hati dalam mengatur pengeluaran karena pertumbuhan pendapatan yang melambat, sehingga mempengaruhi indeks pesanan baru yang mencatatkan penurunan ke level terendah sejak Oktober 2018.
Relatif Lebih Kokoh Dibanding Manufaktur
Meski mengalami penurunan, banyak ekonom menilai jika sektor jasa China masih lebih kokoh dalam menahan perlambatan dibandingkan indeks PMI Manufaktur. Selama beberapa bulan terakhir, PMI Manufaktur China memang berada di zona kontraksi, sekalipun ada peningkatan dalam permintaan domestik.
“Secara umum, permintaan manufaktur domestik pulih secara signifikan selama bulan Februari, tapi sektor tenaga kerja yang mendapat tekanan dan industri jasa yang melambat mencerminkan perekonomian masih sangat rentan. Setidaknya, pulihnya manufaktur domestik bulan lalu sedikit bisa meredam perlambatan ekonomi lebih jauh," kata Zhengsheng Zhong, Direktur Analisis Ekonomi Makro di CEBM Group.
Ekonomi China di awal tahun ini terus mendapat tekanan luar biasa. Selain karena perlambatan demostik, perang dagang dengan AS ikut memperburuk outlook perekonomian, dan terus menekan fundamental China dalam beberapa waktu terakhir. Merespon situasi ini, pemerintah China berencana memotong pajak senilai miliaran Dolar, meningkatkan investasi infrastruktur, dan memberi pinjaman kepada perusahaan kecil guna menggenjot perekonomian.