EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,073.94   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

PMI Manufaktur Caixin China Terkontraksi 3 Bulan Beruntun

Penulis

Aktivitas manufaktur China berkontraksi untuk bulan ketiga secara beruntun, karena dipicu oleh penurunan indeks pesanan ekspor ke teritori kontraksi.

Di bulan Februari 2019, sektor Manufaktur China berada di teritori kontraksi selama tiga bulan berturut turut. Menurut survey Caixin yang melakukan survei dengan fokus pada UKM di China, aktivitas manufaktur selama bulan Februari berada di level 49.9. Meski lebih tinggi dari periode sebelumnya yang berada di level 48.3 dan ekspektasi ekonom di 48.5, PMI Manufaktur tersebut tak menunjukkan kenaikan berarti, karena masih berkubang di area kontraksi.

PMI Manufaktur China

 

Dibebani Oleh Penurunan Pesanan Ekspor

Sejak terimbas perang dagang, performa sektor manufaktur China mengalami perlambatan yang mengkhawatirkan. Permintaan domestik mungkin sudah pulih di bulan Februari 2019, tapi pesanan ekspor tampaknya masih menjadi hambatan bagi aktivitas manufaktur China untuk kembali berekspansi. Beberapa ekonom menyebut, hal tersebut masih dipengaruhi perlambatan ekonomi global dan perang dagang dengan AS, sehingga berimbas luas terhadap permintaan dari negara-negara kawasan Asia lain.

"Permintaan manufaktur domestik telah meningkat secara signifikan, permintaan asing tidak memburuk secepat tahun lalu. Namun, indikator pesanan baru ekspor kembali tergelincir ke teritori kontraksi," kata Zhengsheng Zhong, direktur analisis ekonomi makro di CEBM Group, anak perusahaan Caixin.

Rilis data aktivitas Manufaktur China yang masih terjebak di area kontraksi ini, berselang hanya beberapa hari sebelum diadakannya pertemuan tahunan parlemen China pada 5 Maret mendatang. Para pejabat tinggi Negeri Tirai Bambu diperkirakan akan mengumumkan langkah-langkah lainnya untuk menyokong ekonomi China.

 

Yuan Melemah Terhadap USD

Pada saat berita ini di-update pukul 11:12 WIB, Yuan tampak melemah terhadap Dolar AS, terlihat dari berlanjutnya kenaikan USD/CNY di time frame harian.

USDCNY

Pasangan mata uang tersebut menguat 0.10 persen ke kisaran 6.6975, meneruskan kenaikan dari hari sebelumnya. Meski terlihat menguat, USD/CNY masih bergerak di kisaran terendah sejak pertengahan tahun lalu. Dolar AS mulai kehilangan momentum terhadap Yuan China sejak Desember tahun lalu, tepatnya ketika isu perlambatan global mulai merebak dan suku bunga The Fed untuk tahun 2019 diproyeksikan tak seagresif pada tahun sebelumnya.

287571
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.