Seputarforex.com - Sektor jasa di Inggris dilaporkan mencetak rebound yang menakjubkan. Sektor yang paling dominan di negara yang tengah disibukkan dengan proses Brexit tersebut--mengambil porsi sekitar 80 persen dari keseluruhan aktivitas ekonomi--melejit hingga ke angka tertinggi sejak tahun 2017.
Indeks PMI Markit CIPS sektor Jasa Inggris tercatat naik ke angka 55.0 pada bulan Maret, naik dari sebelumnya di angka 53.3, mematahkan ekspektasi kenaikan di angka 53.8 saja. Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis naik dari 53.3 pada bulan Februari menjadi 55.0 pada bulan Maret. Yang menarik, angka tersebut menunjukkan kenaikan laju aktivitas bisnis dari low lima bulan yang terlihat pada bulan Februari.
Chris Williamson, Kepala Ekonom IHS Markit, yang mengompilasikan survei tersebut menjelaskan, data itu mengindikasikan bahwa pertumbuhan aktivitas bisnis di Inggris kembali mendapat momentum setelah tergelincir ke low lima bulan pada bulan Februari. Akan tetapi, kenaikan tersebut masih gagal mengubah angka keseluruhan yang mengukur ekonomi Inggris di kuartal pertama. Ekonomi Inggris masih dinyatakan lamban.
"Data PMI yang relatif lemah--dibandingkan dengan tahun lalu--menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris kuartal pertama tahun ini mencapai 0.4 persen. Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal pertama tahun lalu yang mencapai 0.7 persen," kata Williamson.
Belum Baik Bagi Pound Jangka Panjang
Meski demikian, Poundsterling lebih menyambut baik data PMI Jasa bulan Maret ini. GBP/USD melonjak di sesi perdagangan Eropa, Rabu (05/April) sore ini ke angka 1.2489 dari kisaran 1.2440. Sementara itu, EUR/GBP menurun sepertiga persen ke angka 0.8505 dari 0.8582.
Williamson menambahkan bahwa data tersebut, walaupun positif bagi perekonomian, tapi tidak menghasilkan alasan yang signifikan untuk Bank Sentral Inggris (BoE) mengubah kebijakannya. Sehingga, untuk jangka panjang, hal ini tak baik bagi Poundsterling.
Memasuki bulan April, Sterling tampak harus berjuang keras. Analis DailyFX mengatakan bahwa mata uang tersebut dibeli dengan cukup baik pada bulan Maret lalu. Tetapi, kemungkinan akan menurun sehubungan dengan reli akibat short-covering teknikal. Di samping itu, data fundamental pun tak akan banyak memberi perubahan selama proses Brexit masih berlangsung.