EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 22 jam lalu, #Saham AS

Prospek Kesepakatan Dagang Fase Dua Kian Memudar

Penulis

Peresmian kesepakatan dagang AS-China fase satu belum juga menemui titik terang. Hal tersebut membuat peluang tercapainya kesepakatan fase dua semakin jauh dari harapan.

Seputarforex.com - Terjadinya kesepakatan dagang AS-China fase dua semakin memudar. Hal tersebut melihat kesepakatan fase satu sampai saat ini saja belum menemukan titik terang. Seperti yang diberitakan sebelumnya, "peresmian" kesepakatan fase satu berpeluang besar akan mundur pada tahun depan meski pihak China sudah mengundang AS untuk berdiskusi lebih lanjut.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dalam jumpa pers dengan Wakil PM China Liu He pada Oktober lalu, pernah menyampaikan bahwa pembahasan yang menjadi fokus utama dalam kesepakatan dagang fase dua terkait dengan pencurian dan pemindahan paksa kekayaan intelektual perusahaan teknologi AS yang beroperasi di China.

Meski begitu, sampai saat ini, pejabat China mengungkapkan pihaknya belum ada persiapan untuk mengatur jadwal kesepakatan dagang fase dua antara AS-China, sebelum pemilihan umum presiden AS berlangsung pada November 2020. Mereka ingin melihat apakah Trump akan menang atau kalah pada putaran pemilihan selanjutnya.

"Tampaknya Trump yang ingin menandatangani perjanjian ini, bukan kami. Kami akan menunggu," ungkap salah seorang pejabat China kepada Reuters.

Sementara itu, pejabat Trump menjelaskan bahwa prioritas utama Trump saat ini adalah "mengamankan" pengumuman fase satu secara resmi, serta mengunci impor China atas produk pertanian AS sehingga dapat disebut sebagai "keberhasilannya" untuk menarik suara pada pemilihan Presiden AS mendatang.

 

Pengamat Akui Jalan Terjal Menuju Kesepakatan AS-China

Perang dagang AS-China yang sudah berlangsung sekitar 16 bulan sudah menghambat pertumbuhan ekonomi secara global. Hal tersebut menciptakan banyak spekulasi dari beberapa pengamat ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh perwakilan di partai Demokrat California, Jim Costa, yang menilai masih banyak permasalahan yang harus dibahas dalam kesepakatan dagang AS-China.

"(Yang tertuang dalam perjanjian fase satu) hanya isu-isu yang mudah. Isu yang lebih berat adalah tentang spionase industri, copyrights, dan isu keamanan lainnya," kata Costa.

Di lain sisi, Ekonom Matthew Goodman menjelaskan adanya peluang bagus bahwa kedua belah pihak akan menuntaskan kesepakatan fase satu. Namun, ia jauh lebih yakin bahwa kesepakatan yang lebih besar tidak akan tercapai sebelum pemilihan Presiden AS. Salah satu masalah utama yang menjadi penghambat adalah berkurangnya strategi AS untuk mencapai kesepakatan dengan China.

 

Investor Bimbang, USD/JPY Masih Menguat

Berdasarkan grafik USD/JPY di bawah ini, candle sempat membentuk doji pada akhir pekan lalu, yang berarti pasar sedang berkonsolidasi atau investor mengalami kebingungan. Namun saat berita ini ditulis pada sesi perdagangan awal pekan (25/November), Dolar AS menguat terhadap Yen Jepang sebesar 0.22% ke angka 108.864.

dolar as melawan yen jepang

Sekalipun lebih tangguh ketimbang JPY, Dolar AS lemah melawan Dolar Australia (0.13%), Dolar Kanada (0.02%), Pound (0.08%), dan Dolar New Zealand (0.28%).

291069
Penulis

Sudah terjun di dunia jurnalis sejak 2013. Aktif menulis di media cetak, online, dan website pribadi dengan berbagai macam topik. Selain itu, juga trading saham sejak 2018.