Dari Prancis dilaporkan, Presiden Prancis Francois Hollande menilai bahwa proyeksi pemerintah Prancis untuk laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1% di tahun 2015 dianggap cukup realistis. Pernyataan Hollande ini disampaikan setelah pemerintah menurunkan target pertumbuhannya menjadi 1% dari 1,7% sebelumnya. 
Revisi target pertumbuhan ini dilakukan mengingat kesulitan yang dialami Prancis dalam upayanya menurunkan tingkat pengangguran yang mencapai 10% dan telah memacu tingkat investasi di sektor swasta.
Menurut Hollande, pencapaian target pertumbuhan tersebut memang tidak mudah. Semuanya akan tergantung pada tingkat suku bunga yang rendah, stabilitas di Ukraina, serta perekonomian AS.
Di sisi lain, Hollande optimis jika target pertumbuhan yang 1% bisa tercapai. Untuk itu, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan. Pertama, kebijakan ekonomi di internal kawasan Eropa. Faktor kedua, meredanya konflik dekat perbatasan karena mungkin ada konsekuensi yang besar jika konflik di Ukraina berlanjut.
Pembentukan Tim Ekonomi Uni Eropa
Sementara di hari sebelumnya dilaporkan, Presiden Komisi Uni Eropa terpilih, Jean-Claude Juncker mengumumkan bahwa tim yang akan menjalankan tugas selama lima tahun mendatang, termasuk perwakilan dari Prancis dan Inggris, akan memegang peran kunci di bidang ekonomi kawasan Zona Eropa.
Harian Reuters melaporkan, mereka akan berfokus pada pertumbuhan ekonomi, membuat kebijakan reformasi energi, daya saing, dan perdagangan.
Tampaknya tim ini dibentuk sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Zona Euro yang terhenti pada kuartal kedua tahun ini, teriris kontraksi di Jerman dan stagnasi di Prancis. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 0%, yang dilansir kantor statistik Eurostat merupakan peringatan bagi politisi dan pembuat kebijakan di 18 negara kawasan Zona Eropa.
