EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,115.99   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 3 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 3 jam lalu, #Saham AS

RBA Naikkan Suku Bunga 50 Bps, AUD/USD Bergejolak

Penulis

Di luar dugaan, RBA menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin demi melawan lonjakan inflasi. Prospek rate hike selanjutnya terbilang cerah, namun AUD/USD justru fluktuatif.

Seputarforex - Pada hari Selasa (07/Juni), Reserve Bank of Australia menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 0.85 persen. Kebijakan ini melampaui ekspektasi sekaligus menjadi kenaikan suku bunga terbesar RBA dalam dua dekade terakhir.

Suku bunga RBA

Sebelumnya, pasar bertaruh bahwa bank sentral Australia hanya akan menaikkan suku bunga di kisaran 25-40 basis poin. Namun, RBA sedang berjuang melawan lonjakan inflasi yang sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Mengingat tekanan inflasi tinggi yang mulai menggerogoti perekonomian dan tingkat suku bunga yang sudah dinilai sangat rendah, maka pembuat kebijakan RBA siang ini memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebanyak 50 basis poin. Dewan berharap akan mengambil tindakan lebih lanjut selama beberapa bulan ke depan dalam proses normalisasi kebijakan moneter Australia," kata Gubernur RBA Philip Lowe dalam pernyataan resminya.

Sebagai informasi, inflasi konsumen Australia mencapai puncak tertinggi 20 tahun di 5.1 persen pada kuartal pertama lalu, dan mendekati 6.0 persen pada kuartal kedua. "Biaya listrik dan gas meningkat pesat yang diikuti oleh kenaikan harga minyak baru-baru ini. Ini artinya, dalam waktu dekat inflasi akan kembali meningkat lebih tinggi dibandingkan bulan lalu," imbuh Lowe.

Sebagian ekonom berpendapat jika kenaikan suku bunga RBA yang terbilang sangat agresif dilakukan semata-mata untuk menjinakkan lonjakan inflasi sebelum musim dingin tahun ini. Setelah mengumumkan rate hike bulan lalu dan pada pertemuan kali ini, salah seorang petinggi bank sentral bahkan mengatakan jika suku bunga masih perlu ditingkatkan hingga mendekati 3 persen pada akhir 2022.

Namun, beberapa analis masih meragukan prospek suku bunga tersebut. Pasalnya, terdapat pinjaman hipotek senilai AUD2 triliun yang membuat pasar perumahan sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga.

 

Sempat Melambung, AUD/USD Kembali Tertekan

Pengumuman suku bunga RBA yang mengejutkan dan didukung pernyataan sangat hawkish sontak membuat pasar bereaksi ekstrem. Dolar Australia sempat melonjak hingga 1 persen ke 0.7247, tetapi turun drastis tak lama kemudian. Saat ini, AUD/USD bergerak pada kisaran 0.7177 atau tak jauh dari harga pembukaan harian.

AUDUSD Bergejolak

Download Seputarforex App

297792
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.