EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 23 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 23 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 23 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 23 jam lalu, #Saham AS

Reli Euro Dijegal Ancaman Tarif Impor AS Terhadap Uni Eropa

Penulis

Kenaikan data inflasi Zona Euro dan indeks Ifo Jerman gagal mendongkrak Euro. Single Currency malah tumbang karena adanya ancaman kenaikan tarif impor AS.

Euro terjungkal lebih dari 0.2 persen ke kisaran 1.1124 terhadap Dolar AS dalam perdagangan sesi Eropa hari ini (18/Desember), meskipun laporan inflasi Zona Euro dan indeks Ifo Jerman sama-sama cemerlang. Pasalnya, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer memberikan isyarat bahwa Amerika Serikat bisa jadi akan menaikkan tarif impor terhadap produk-produk asal Uni Eropa, untuk menyetarakan neraca dagang kedua kawasan.

EURUSD Daily

Laporan ekonomi terbaru dari Zona Euro menampilkan profil yang lebih menggembirakan. Pertumbuhan inflasi Zona Euro meningkat 1.0 persen (Year-on-Year) sesuai estimasi pada bulan November 2019, lebih tinggi dari kenaikan 0.7 persen yang tercapai pada periode sebelumnya. Indeks iklim bisnis Jerman versi Ifo Institute meningkat dari 95.1 menjadi 96.3 pada bulan Desember ini, mencetak rekor tertinggi sejak Juni, sekaligus mengungguli estimasi konsensus yang dipatok pada 95.5.

Beberapa data ini gagal mendorong Euro untuk melanjutkan reli karena beberapa faktor lain. Pertama, sektor industri Jerman dan Zona Euro masih dalam kondisi resesi, sebagaimana tampak dalam laporan PMI IHS Markit awal pekan ini. Kedua, pernyataan dari pejabat tinggi AS telah memantik kekhawatiran seputar hubungan dagang AS-Uni Eropa.

Pada hari Selasa malam (17/Desember), Robert Lighthizer mengatakan kepada Fox Business Network bahwa tarif impor yang dikenakan oleh AS terhadap produk-produk asal Uni Eropa bisa dinaikkkan seiring dengan upaya negosiasi dagang antara kedua belah pihak. Ia juga berkelit ketika ditanya mengenai apakah pajak otomotif bakal diberlakukan terhadap produk asal Uni Eropa atau tidak.

"Kami sedang menyelidikinya, kami bisa jadi menaikkannya, target kami adalah untuk memperoleh suatu bentuk solusi dari negosiasi. Tapi kami memiliki hubungan yang sangat tidak seimbang dengan Eropa," kata Lighthizer. Ketidakseimbangan itu berhubungan dengan defisit perdagangan AS dengan Uni Eropa yang telah mencapai USD169 Miliar pada tahun 2018 dan diproyeksikan menyentuh USD180 Miliar pada tahun 2019.

Ia menambahkan, "Itu tak bisa berlanjut. Ada banyak batasan perdagangan di sana (Uni Eropa), dan ada banyak masalah lain yang perlu kami selesaikan. Anda tidak bisa menurunkan defisit perdagangan global (AS) tanpa menurunkan defisit perdagangan dengan Eropa, setidaknya secara signifikan. Jadi, itu benar-benar sebuah fokus yang penting bagi kami."

Beberapa bulan lalu, AS telah memberlakukan tarif terhadap USD7.5 Miliar produk asal Eropa sebagai bagian dari sanksi terkait langkah UE memberikan subsidi bagi Airbus, pesaing utama produsen pesawat kawakan AS, Boeing. Namun, perkembangan belakangan ini sehubungan dengan sengketa pajak DST Prancis agaknya mendorong AS untuk mempertegas sikap terhadap Uni Eropa.

291364
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.