Advertisement

iklan

Yen Jepang melemah terhadap USD di tengah berkurangnya sentimen penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret dan perubahan kebijakan BoJ, 9 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/USD pulih dari beberapa penurunan di dekat level 1.2550 menjelang data ketenagakerjaan Inggris dan CPI AS, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/USD bertahan di atas level positif sekitar 1.0770, data CPI AS diawasi, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   XAU/USD bertahan di atas level $2,000, investor menunggu data CPI AS, 12 jam lalu, #Emas Teknikal   |   TikTok resmi investasikan lebih dari Rp23.38 triliun di GOTO Group, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Diprediksikan menguat, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) mungkin akan tembus Rp130 persaham hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Hingga kuartal III, Wika Beton (WTON) catat kontrak baru senilai Rp5.1 triliun atau 59.77% dari target Rp8.65 triliun, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke level 7,147.39 pada awal perdagangan hari ini, 14 jam lalu, #Saham Indonesia
Selengkapnya

Ritel Inggris Sepi, GBP/USD Menepi

Penulis

Laporan penjualan ritel Inggris pada bulan Oktober 2023 menunjukkan situasi terburuk sejak era lockdown pandemi. Akibatnya, pound sterling melempem dalam GBP/USD dan pair lain.

Advertisement

iklan

Advertisement

iklan

Seputarforex - Semakin banyak data ekonomi Inggris membebani pound sterling. Setelah data tenaga kerja beberapa hari lalu, kini giliran laporan penjualan ritel.

GBP/USD terpantau beredar dalam ruang terbatas di sekitar 1.2400 pada perdagangan sesi New York hari Jumat (17/November). EUR/GBP kembali mendekati level tertingginya sejak Mei, sementara GBP/JPY sempat jatuh nyaris 1 persen.

GBPUSD Daily

Laporan penjualan ritel Inggris pada bulan Oktober 2023 menunjukkan situasi terburuk sejak Februari 2021 (era lockdown pandemi COVID-19). Semua komponen meleset dari ekspektasi, sekaligus merosot drastis dibandingkan periode sebelumnya.

Penjualan ritel untuk semua kelompok barang tercatat -0.3%, padahal konsensus sebelumnya mengharapkan +0.3%. Data bulan September juga direvisi turun dari -0.9% menjadi -1.1%. Pertumbuhan ritel tahunan merosot semakin dalam dari -1.3% menjadi -2.7%.

Angka-angka ini memperkuat keyakinan pasar bahwa Bank Sentral Inggris (BoE) kemungkinan memangkas suku bunga mulai Mei 2024. Kendati pertumbuhan upah di Inggris masih menjadi salah satu pendorong inflasi yang memprihatinkan, tren inflasi akan terus menurun apabila permintaan masyarakat terus melemah.

"Konsumsi akan tetap lemah, dengan biaya hipotek yang lebih tinggi tahun depan; pemulihan (ekonomi Inggris) secara bertahap kemungkinan hanya terjadi pada paruh kedua tahun 2024," kata David Alexander Meier, ekonom di Julius Baer. "Dengan menurunnya ekspektasi suku bunga (BoE), masa-masa terbaik bagi pound sterling telah berakhir."

Sejumlah analis memiliki pendapat yang berbeda. Menurut mereka, data penjualan ritel Inggris berpotensi pulih pada data bulan November berkat momen Black Friday. Selama masyarakat masih memiliki pendapatan disposabel melimpah, penjualan ritel dapat rebound dengan cepat. Ada pula yang berpendapat bahwa sepinya bisnis ritel Inggris bulan lalu berhubungan dengan cuaca buruk belaka.

Download Seputarforex App

299962
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.