EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,327.05/oz   |   Silver 27.57/oz   |   Wall Street 38,852.27   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 1 jam lalu, #Saham AS

Rupiah Menguat Karena Hawa Damai Dagang AS-China

Penulis

Rupiah menguat signifikan setelah Presiden Trump menyatakan keterbukaannya untuk memperpanjang deadline perjanjian dagang dengan China.

Seputarforex.comNilai tukar Rupiah naik terhadap Dolar AS pada Rabu siang ini (13/Februari). Menurut grafik pasar spot Bloomberg pukul 14.15 WIB, Rupiah menguat di level Rp14,041 per USD dibandingkan sesi penutupan kemarin (12/Februari) yang berada di level Rp14,067.

Rupiah hari ini menguat

 

Trump Bersedia Memperpanjang Deadline Perjanjian Dagang

Hawa damai dagang AS-China memicu Rupiah menguat signifikan. Dikutip dari CNBC, Presiden Trump menyatakan akan mempertimbangkan penundaan batas waktu perjanjian perdagangan yang awalnya dijadwalkan pada 1 Maret 2019.

Trump juga mengatakan bahwa dia sebetulnya sangat ingin mencapai kesepakatan dengan Beijing. Karena itu, orang nomer satu di AS ini lebih memilih untuk tidak terburu-buru menerapkan perjanjian dagang tersebut, dan timnya di China akan berusaha untuk mencari jalan tengah dari permasalahan yang masih menyelimuti kedua negara.

Namun ketika ditanya apakah Trump mempunyai rencana untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping akhir Maret ini, Trump berkata, "tidak untuk saat ini." Hal itu menandakan bahwa masih banyak yang harus dipersiapkan oleh kedua belah pihak. Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, menegaskan pandangan tersebut dengan mengatakan bahwa masih ada jarak yang cukup jauh untuk ditempuh, sebelum China dan AS mencapai kesepakatan.

 

Meski Menguat, Rupiah Dibayangi Sentimen Negatif

Di sektor internal, Defisit Transaksi Berjalan atau Current Account Deficit (CAD) yang semakin melebar membuat posisi Rupiah masih belum aman. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta, menilai jika pelebaran CAD pada Q4 2018 sebesar 31.1 miliar Dolar AS berpotensi mempengaruhi Rupiah. Selain itu, penurunan pada cadangan devisa, penurunan indeks keyakinan bisnis, dan indeks keyakinan konsumen juga ia sebut bisa memunculkan sentimen negatif terhadap nilai tukar Rupiah.

"Meski cadangan devisa hanya turun sedikit, namun kalau tidak sesuai ekspektasi bisa berikan sentimen negatif terhadap Rupiah," tutur Nafan sebagaimana dikutip dari Republika.

Meski demikian, Nafan meyakini jika peluang Rupiah menguat masih ada. Hal itu tergantung dari Pidato Gubernur The Fed Jerome Powell selanjutnya, serta Data Makroekonomi AS yang akan dirilis pekan ini.

287375
Penulis

Alumni Sastra Inggris yang sudah berkecimpung dalam dunia penulisan selama 8 tahun. Sudah mulai menulis sejak masih kuliah. Saat ini aktif sebagai penulis di seputarforex.com.