Poundsterling melesat ke level tinggi satu sesi terhadap Dolar AS dan Euro di hari Selasa (18/08) sore ini setelah data menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) Inggris dilaporkan mengalami kenaikan secara tak terduga bulan Juli lalu. Laporan ini ditafsir sebagai faktor yang menambah tekanan bagi Bank Sentral Inggris (BOE), untuk menaikkan tingkat suku bunganya. GBP/USD diperdagangkan di 1.5669 menjadi 1.5598, naik 0.53 persen dari sebelumnya. Sedangkan EUR/GBP turun drastis 0.56 persen ke angka 0.7067 dari sebelumnya di 0.7106.
Biro Statistik Nasional Inggris (ONS) menyebutkan bahwa CPI Inggris naik 0.1 persen pada bulan Juli dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, setelah sekian lama inflasi konsumen Inggris terus menghuni kisaran nol. Para ekonom sendiri memprediksi bahwa CPI Inggris akan menunjukkan angka yang flat. Dalam basis bulan-ke-bulan, inflasi Inggris turun ke 0.2 persen pada bulan Juli.
Inflas inti, yang tidak memperhitungkan faktor-faktor energi dan makanan, mengalami kenaikan ke level tinggi lima bulan yakni sebanyak 1.2 persen bulan lalu, dari 0.8 persen pada bulan Juni. Hal ini mengindikasikan bahwa tekanan inflasi sedang terbentuk. Kenaikan tipis pada inflasi Inggris ini disebabkan oleh pengurangan harga pakaian, dibandingkan dengan satu tahun yang lalu.
Suku Bunga Inggris
Minggu lalu, Sterling berangsur pulih ke level tinggi setelah Carney, Gubernur BOE, menyatakan pandangan pribadinya bahwa keputusan akan waktu untuk dimulainya kenaikan suku bunga sepertinya akan diadakan mendekati pergantian tahun. Hasil perbandingan perolehan suara di MPC BOE tercatat 8:1 untuk mempertahankan tingkat suku bunga di level rendah 0.5 persen. Satu suara kontra muncul dari Ian McCafferty. Kenaikan inflasi ini membuat para investor kembali berspekulasi atas kenaikan suku bunga BOE.
