Seputarforex - Indeks dolar AS menyentuh level tertinggi baru sejak November 2020 pada kisaran 93.60 dalam perdagangan hari Jumat ini (20/Agustus). Dua faktor utama menyokong momentum bullish greenback, yakni kekhawatiran pasar terhadap rencana tapering The Fed dan ancaman dampak peningkatan kasus COVID-19 varian Delta terhadap pemulihan ekonomi global.
Temuan kasus COVID-19 baru di New Zealand meluas sampai ke ibukotanya, Wellington. New Zealand awalnya memberlakukan lockdown tiga hari mulai Selasa gegara satu kasus COVID-19 baru di Auckland belaka, tetapi otoritas setempat telah melacak 30 kasus lagi sejak saat itu. Otoritas NZ juga menemukan bukti terjadinya transmisi lokal varian Delta, sehingga memutuskan untuk memperpanjang masa lockdown nasional hingga pekan depan.
Lonjakan kasus COVID-19 Delta terjadi pula di berbagai negara lain, termasuk Amerika Serikat. Data CDC menunjukkan bahwa tingkat hospitalisasi pasien COVID-19 dari kelompok anak-anak dan dewasa di bawah 50 tahun telah mencapai rekor tertinggi. Tingkat kematian akibat COVID-19 ikut berlipat ganda, terutama di negara-negara bagian yang memiliki tingkat vaksinasi rendah.
Situasi ini mengakibatkan pelaku pasar makin mencemaskan prospek pemulihan ekonomi global secara umum, serta wilayah-wilayah yang memiliki tingkat vaksinasi rendah secara khusus. Mata uang dari kawasan Antipodean yang tingkat vaksinasinya lamban, hari ini tersungkur lagi. AUD/USD dan NZD/USD kompak mangkrak di rekor terendah sepuluh bulan.
Dolar Kanada juga tertekan dengan USD/CAD melambung sekitar 0.8 persen ke kisaran 1.2930. Pasalnya, harga minyak mentah longsor di tengah memburuknya ekspektasi pemulihan ekonomi global.
"Aksi menghindari risiko telah mendukung greenback, sedangkan mata uang-mata uang pro-pertumbuhan menanggung dampaknya," kata Rodrigo Catril, pakar strategi dari National Australia Bank (NAB) dalam sebuah catatan untuk klien yang dikutip oleh Reuters.
