Yen merosot dari level tinggi empat bulan setelah Bank Sentral China (PBoC) menenangkan kegugupan investor dengan cara menguatkan nilai tukar Yuan terhadap Dolar AS di hari Senin (18/01) setelah kurun waktu hampir satu bulan. PBoC menaikkan referensi rate Yuan hariannya sebanyak 0.07 persen, tertinggi sejak tanggal 21 Desember dan setelah pelemahan rate yang mengguncang pasar di awal bulan ini.
China, yang dijadwalkan akan kembali merilis data ekonomi pada pekan ini, diperkirakan akan kembali mengabarkan kelemahan dengan pertumbuhan GDP yang mungkin hanya akan tumbuh 6.9 persen, demikian menurut perkiraan para ekonom.
"Pasar sedikit teredam menyusul penetapan nilai tukar Yuan," kata Sam Tuck, Ahli Strategi Mata Uang di ANZ New Zealand yang diwawancarai oleh Bloomberg. "Mereka masih sedikit gugup, namun tetap siaga untuk melihat bagaimana data ekonomi yang akan dilaporkan besok.
Yen melemah 0.2 persen ke angka 117.21 per Dolar AS siang ini di Tokyo setelah terapresiasi dii angka 116.51 di hari Jumat akhir pekan lalu.
Di samping itu, Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda, berbicara di hadapan para manajer perusahaan-perusahaan di Jepang hari ini tentang kebijakan moneter longgar yang akan terus diawasi secara ketat oleh para pembuat kebijakan dan disesuaikan jika dibutuhkan. Kuroda juga kembali mengulang pernyataannya yang menyebutkan bahwa perekonomian Jepang akan tubuh secara moderat dan target inflasi 2 perse akan tercapai.
Data Produksi Industri Jepang
Baru saja, Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang merilis data revisi final tentang indeks-indeks produksi industri untuk bulan November 2015 yang terpantau lebih tinggi 1.7 persen daripada sebelumnya, sedangkan data Indeks Industri Tersier Jepang dilaporkan menurun 0.8 persen pada bulan November dibandingkan dengan 0.9 persen di posisi sebelumnya.
Komentar lain tentang USD/JPY datang dari Shinichiro Kadota, yakni, USD/JPY masih akan tergerak oleh sentimen risiko, sedangkan sentimen risiko sendiri terimbas dari risiko tren global.