EUR/USD 1.074   |   USD/JPY 156.530   |   GBP/USD 1.253   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,338.13/oz   |   Silver 27.24/oz   |   Wall Street 38,262.07   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,036.08   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   USD/CHF menguat di atas level 0.9100, menjelang data PCE As, 12 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Ueda, BoJ: Kondisi keuangan yang mudah akan dipertahankan untuk saat ini, 14 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD tetap menguat di sekitar level 0.5950 karena meningkatnya minat risiko, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/JPY melanjutkan reli di atas level 167.50 menyusul keputusan suku bunga BoJ, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 20 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 20 jam lalu, #Saham AS

Ekspor China Meningkat, Tak Tergoyah Bea Impor Baja Trump

Penulis

Ekspor China meningkat pesat sebanyak 44.5 persen pada bulan Februari dalam basis tahunan, mengubur kekhawatiran akan dampak rencana bea impor baja oleh Donald Trump.

Seputarforex.com - Ekspor China meningkat pada bulan Februari lalu dengan laju terpesat dalam tiga tahun terakhir. Laporan resmi yang dirilis China pada hari Kamis (08/Maret) ini menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut diperkirakan masih cukup mantap, walaupun hubungan dagangnya dengan AS sedang memburuk.

 

china



Ekspor China meningkat sebanyak 44.5 persen pada bulan Februari dalam basis tahunan, jauh mematahkan ekspektasi analis yang memperkirakan kenaikan sebanyak 13.6 persen saja. Sedangkan pada bulan Januari, ekspor China meningkat sebanyak 11.1 persen.

Sebaliknya, impor China justru turun dengan pertumbuhan sebanyak 6.3 persen, dibandingkan dengan perkiraan analis sebanyak 9.7 persen. Dibandingkan dengan bulan Januari, kemerosotan impor China sangat mencolok, karena di bulan tersebut lonjakan impor mencapai 36.9 persen.

Kombinasi data perdagangan China antara bulan Januari dan Februari juga menunjukkan akselerasi dalam sektor ekspor. Ekspor China meningkat selama Januari-Februari hingga 24.4 persen, lebih baik daripada 10.8 persen pada bulan Desember, serta daripada pertumbuhan 4 persen pada Januari-Februari tahun lalu.

Menyusul laporan tersebut, mata uang Australia sebagai negara yang paling terpengaruh akan kondisi ekonomi China, tak banyak mengalami perubahan. AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7825 saat berita ini ditulis, masih bertahan di level tinggi yang terbentuk di awal sesi perdagangan.


Ekspor China Tak Akan Terpengaruh Kebijakan Bea Impor Trump

Pasar global, khususnya komoditas, sempat mengkhawatirkan rencana penerapan bea impor baja dan aluminium oleh Presiden AS Donald Trump, karena disinyalir bisa memberikan dampak buruk bagi perdagangan China dan berpotensi menimbulkan efek domino. Bagaimanapun juga, China merupakan salah satu produsen baja terbesar dunia.

Namun, para pakar mengatakan bahwa rencana bea impor Trump tak akan memberikan dampak yang hebat bagi negara tersebut, karena impor AS dari China hanya sekitar 2 persen. Berikut ini adalah grafik ekspor China ke AS dalam 10 tahun terakhir yang dihimpun dari Trading Economics:

 

ekspor-china-ke-as

 

 

Li Xincuang, Vice Secretary General of the China Iron and Steel Association, mengatakan pada Washington Post bahwa rencana bea impor baja dan aluminium AS justru merupakan kebijakan yang sangat konyol dan bunuh diri, karena dapat menghancurkan industri-industri dalam negeri AS sendiri.

Meski tak setuju dengan rencana bea impor Trump, China lebih memilih tenang ketimbang mengibarkan bendera perang dagang. Hal itu karena kebijakan presiden AS tersebut dianggap sebagai strategi politik semata.

282725
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.