Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah menguat terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Selasa (17/April) siang ini. Kurs USD/IDR Bloomberg bergerak turun menuju posisi Rp13,766, dari posisi Rp13,776 saat pembukaan. Menurut data di Yahoo Finance, Rupiah juga terpantau menguat 4 poin atau 0.03 persen menjadi Rp13,768 per dolar AS, dibandingkan penutupan Senin kemarin di level Rp13,772.
Kendati demikian, kurs acuan JISDOR Bank Indonesia menunjukkan pelemahan. Rupiah tercatat melemah terhadap Dolar AS dengan harga pembukaan di Rp13,770, dibandingkan dengan harga Rp13,766 yang tercapai Senin kemarin.
Dolar AS tengah melunak terhadap mata uang-mata uang Asia, terutama Yen Jepang. Para investor masih mencerna serangan militer AS dan Sekutu ke Suriah, sembari berharap tidak akan ada potensi konflik yang lebih luas lagi di Timur Tengah. Akibatnya, mereka belum berani mengambil Dolar AS dan beralih ke mata uang yang lebih aman (safe haven) seperti Yen Jepang.
Surplus Neraca Perdagangan Tak Membantu, Faktor Eksternal Lebih Bermain
Data ekonomi domestik sebetulnya cukup menggembirakan. Neraca Perdagangan Indonesia dilaporkan surplus sebesar 1.09 miliar Dolar AS di bulan Maret 2018. Nilai ekspornya sebesar 15.58 miliar Dolar AS, sementara impornya sebesar 14.49 miliar dolar AS.
Sayangnya, nilai tukar Rupiah tak banyak terdongkrak meski neraca perdagangan surplus. Menurut Lukman Leong, analis dari PT Valbury Asia Futures yang dikutip Kontan, penyetir nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS untuk beberapa waktu ke depan masih dari faktor eksternal, di antaranya adalah perkembangan konflik di Suriah serta data ekonomi China dan AS.
Lukman menambahkan, pengaruh dari kenaikan rating Moody's diperkirakan baru akan membawa Rupiah kembali pulih pada jangka menengah. Sehari ke depan, Rupiah diperkirakan bergerak di harga Rp13,750-Rp13,800.