EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,103.93   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 19 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 19 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 20 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 27 menit lalu, #Saham AS

Output Industri Jepang Masih Dibayangi Risiko Perang Dagang

Penulis

Output Industri Jepang rebound di bulan April. Namun, ekonom memperingatkan bahwa dampak perang dagang AS-China dapat membebani sektor industri.

Departemen Statistik Jepang pada hari Jumat (31/Mei) merilis data Output Industri yang tercatat naik 0.6 persen (Month-over-Month) di bulan April, atau rebound setelah terjadi penurunan sebesar 0.6 persen pada periode sebelumnya. Kenaikan yang cukup positif ini melampaui forecast ekonom yang sebelumnya memprediksi produksi industri hanya akan naik 0.2 persen.

Output Industri Jepang

Dalam basis tahunan, kenaikan output industri Jepang dapat memangkas penurunan tajam bulan Maret yang mencapai -4.3 persen. Selama periode April, Industrial Production (Year-over-Year) memang menguat ke -1.1 persen, lebih baik dari ekspektasi di -1.5.

Kenaikan output industri Jepang sebagian besar didorong oleh peningkatan produksi mobil, komponen pesawat, dan mesin untuk membuat panel layar datar. Namun, perlu dicatat bahwa lonjakan dalam produksi industri Jepang bulan lalu terjadi lantaran banyak pabrik yang mempercepat produksi sebelum libur 10 hari.

Selain itu, muncul juga tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan dari persediaan barang semi konduktor dan elektronik. Laporan pasokan untuk kedua barang tersebut melonjak ke level tertinggi 7 bulan, mencerminkan lemahnya permintaan yang berpotensi membebani output industri di bulan-bulan mendatang.

 

Tetap Rentan Akibat Perang Dagang AS-China

Analis memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk memandang optimis masa depan industri Jepang, karena tensi perang dagang AS-China sewaktu-waktu dapat semakin memburuk dan berdampak langsung pada sektor industri Jepang. Pasalnya, perlambatan ekonomi China akibat perang dagang akan sangat merugikan Jepang yang selama ini menjual mesin berat dan komponen elektronik ke negeri tersebut.

"Data (output industri Jepang) tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi final yang terjadi saat ini, mengingat eskalasi perang dagang AS-China berpotensi semakin memburuk, sehingga kami melihat ada kemungkinan produksi industri akan melemah di masa mendatang," kata Hiroaki Muto, kepala ekonom di Tokai Tokyo Research Center.

 

USD/JPY Sempat Menguat

Pasca rilis data Industrial Production yang masih dibayangi risiko perang dagang, Yen Jepang melemah 0.07 persen terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY yang menguat ke titik 109.399 di time frame H1. Namun saat berita ini di-update pada pukul 13:17 WIB, USD/JPY justru merosot tajam karena kenaikan tarif impor AS untuk Meksiko.

USDJPY

288721
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.