EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,120.48   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 56 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 57 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 57 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

RBA: Ketidakpastian Prospek Ekonomi Meningkat Signifikan

Penulis

Statement RBA terkait outlook suku bunga saat ini berada di titik seimbang, atau mengulangi pernyataan Gubernur Lowe beberapa waktu yang lalu.

Bank Sentral Australia (RBA) pada hari Selasa pagi ini (19/Februari) merilis risalah dari pertemuan kebijakan moneter yang berlangsung pada 5 Februari lalu. Notulen tersebut menyuarakan pandangan bank sentral yang cenderung tidak berubah dari pernyataan Gubernur Lowe beberapa waktu lalu. Secara umum, Dewan Kebijakan Moneter RBA mengungkap ketidakpastian signifikan pada prospek ekonomi Australia.

Risalah RBA : Ketidakpastian Prospek

 

Poin Penting Dalam Notulen RBA

RBA melihat skenario suku bunga naik atau suku bunga turun relatif lebih seimbang. Di samping itu, Dewan RBA menambahkan tidak ada alasan kuat untuk melakukan perubahan suku bunga (baik menaikkan atau menurunkan), dan lebih memilih menjaga stabilitas suku bunga seperti saat ini. Dewan juga memastikan jika kebijakan moneter saat ini harus memungkinkan untuk menggenjot tingkat inflasi dan menekan angka pengangguran.

Fokus lain Bank Sentral RBA sedang tertuju pada pasar perumahan yang sedang menghadapi hambatan. Harga properti baru-baru ini memang mengalami penurunan tajam hingga menyentuh rekor terendah dalam beberapa tahun terakhir. Di tengah penurunan harga perumahan saat ini, RBA masih menganggap penurunan tersebut akan berdampak kecil terhadap perekonomian, tapi juga menggarisbawahi dampak serius terhadap pertumbuhan konsumsi dan GDP apabila penurunan harga terus berkelanjutan.

Sementara itu, sektor pasar tenaga kerja Australia dinilai cukup baik dan cenderung lebih kokoh dibandingkan indikator fundamental lainnya. Mengenai kondisi perlambatan ekonomi global, RBA mencatat bahwa muncul tanda-tanda lebih lanjut mengenai hal itu, dan menunjuk isu perang dagang AS-China sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi prospek pertumbuhan global.

 

AUD/USD Sedikit Tertekan

Pasca rilis notulen pertemuan RBA, Dolar Australia sedikit tertekan versus mata uang mayor lain di awal perdagangan Asia pagi ini. Hal tersebut tercermin dari pergerakan pair AUD/USD yang saat ini berada di kisaran 0.7120, melemah 0.32 persen dari level High harian. Pelemahan Dolar Australia juga terlihat versus Dolar Kanada, Franc Swiss, dan Yen.

Risalah RBA : Ketidakpastian Prospek

287442
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.