Dengan China yang kembali bersemangat memacu pertumbuhan, "kesabaran" Federal Reserve pada kebijakan suku bunga, dan optimisme seputar pembicaraan perdagangan, Dolar Aussie memiliki alasan yang bagus untuk mulai melepaskan kelesuan di bulan lalu. Mengapa demikian? Rally Yuan berarti sentimen regional pada aset berisiko akan meningkat.
Investor yang mencari katalis berikutnya akan memperhatikan Kongres Rakyat Nasional tahunan China yang dimulai hari Selasa (5/Maret), karena target pertumbuhan negara itu cenderung memberi sinyal seberapa besar ekonomi telah dipengaruhi oleh perang dagang.
Perdana Menteri Li Keqiang akan menguraikan target ekspansi ekonomi di 2019 pada Kongres tersebut. Tim Fullerton Markets mengekspektasikan jika China akan menetapkan target pertumbuhan yang lebih rendah di kisaran 6%, atau antara 6-6.5%. Selain target pertumbuhan, semua mata juga akan tertuju pada laporan kerja pemerintah Premier Li Keqiang yang menguraikan rencana tahunan untuk pertumbuhan PDB, keseimbangan fiskal, inflasi, jumlah uang beredar, dan pertumbuhan kredit.
Sementara itu, para pejabat AS sedang mempersiapkan kesepakatan perdagangan akhir yang diisukan bakal ditandatangani oleh Presiden Donald Trump dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping dalam beberapa minggu. Washington kemungkinan mengatur pertemuan puncak antara kedua presiden pada pertengahan Maret.
Di sisi lain, laporan tenaga kerja AS pada hari Jumat juga akan menjadi kunci, dengan catatan, hasil yang dirilis cukup baik untuk meyakinkan pasar bahwa prospek Fed Hike di tahun ini akan kembali muncul.
Secara bulanan, Yuan menguat untuk keempat kalinya di Februari, kemenangan beruntun terpanjang sejak Januari 2018. Mata uang tersebut mendekati level teknikal mayor terhadap Dolar, dan butuh breakout dari level tersebut untuk memicu kenaikan Yuan lebih lanjut. Mata uang China telah rally lima kali setelah melewati MA 50 sejak 2009. Dengan demikian, tim kami yakin jika kekuatan Yuan juga akan mentransfer optimismenya ke mata uang lain di area sekitar, termasuk Aussie dan Kiwi.
Meskipun begitu, hasil Carry Trade dari 8 mata uang negara berkembang yang dibuka dengan posisi Short dalam Dolar, menghentikan peningkatan tiga bulan berturut-turut pada bulan lalu; menandakan bahwa kebangkitan Dolar dapat merusak peluang pasar berkembang yang sedang meningkat. Hal yang bisa mengurangi risiko itu adalah kritik baru dari Presiden AS Donald Trump terhadap Federal Reserve mengenai penguatan Dolar saat ini.
Dolar Melemah, Rupiah Diprediksikan Menguat
Mengingat komentar Trump yang mengatakan bahwa USD terlalu kuat saat ini, maka ada kemungkinan bahwa AS akan melemahkan USD untuk beberapa saat ke depan. Kami memperkirakan akan ada penguatan terhadap Rupiah. Prediksi kami, kurs Rupiah dalam minggu ini akan bergerak menguat menuju area Rp13,940–Rp14,090 per USD.
Pair Trading Pilihan
EUR/USD
Pasangan mata uang ini kemungkinan menguat menuju 1.14 setelah komentar Trump terkait penguatan Dolar AS.
AUD/USD
Pasangan mata uang ini kemungkinan akan meningkat menuju 0.7140 karena Kongres Nasional Rakyat China yang dapat meningkatkan Outlook negara tersebut. Sentimen positif bagi Yuan China biasanya juga "menular" pada Aussie.
XAU/USD
Pair ini kemungkinan akan meningkat menuju 1305.
Franky Nangoy
Market Strategist - Fullerton Markets
Dengan lebih dari 15 tahun pengalaman profesional dalam forex, Franky telah mengambil berbagai peran dalam industri ini, dengan menjadi konsultan dan analis untuk broker lokal dan internasional. Ia saat ini memegang peranan sebagai Market Strategist di Fullerton Research, dimana ia bertanggung jawab mempersiapkan materi pembelajaran secara rutin, seperti Weekly Market Research dan webinar secara langsung untuk Audience global. Kelebihannya terletak pada analisis pasar Indonesia.
Pada tahun 2018, Franky menyelesaikan serangkaian Roadshow di 11 kota di seluruh Indonesia, menjangkau para trader, baik yang pemula maupun berpengalaman dengan wawasan dan kebijaksanaan terkait forex.
