Harga Emas Naik Menyambut Perilisan Data PCE
176
|
Analisa Fundamental Minyak
Harga minyak WTI turun ke sekitar level $74 per barel setelah pernyataan hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve meredam berita positif dari prospek permintaan minyak China.
Ketua The Fed San Fransisco, Mary Daly, mengatakan jika bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga ke atas level 5%. Raphael Bostic dari The Fed Atlanta bahkan lebih detail lagi; ia mengutarakan jika The Fed harus menaikkan suku bunga ke atas level 5% pada awal kuartal kedua dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama.
Terlepas dari katalis tersebut, China baru-baru ini memberikan kuota impor yang besar untuk kilang dan trader pada tahun 2023. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi melonjaknya pertumbuhan ekonomi China pasca mengakhiri kebijakan COVID yang ketat. Namun dalam waktu dekat, investor akan mewaspadai risiko lonjakan kasus COVID di China sehubungan dengan libur Imlek.
Analisa Teknikal Minyak
Setelah gagal bertahan di atas level $75 per barel, harga minyak kembali dibayangi aksi jual. Posisi harga juga sudah diperdagangkan di bawah indikator Supertrend yang merupakan indikasi bearish. Dalam jangka pendek, aksi jual minyak kemungkinan masih akan berlanjut dan membawa harga turun ke sekitar level 74.00. Skenario ini akan bertahan selama minyak belum mampu naik di atas area Resistance 74.87-75.30.
Rekomendasi
- Entry Sell: 74.65-74.87
- Take Profit: 74.00
- Stop Loss: 75.30
Skenario Alternatif
Skenario alternatif berikut ini dapat digunakan jika harga minyak berhasil menembus ke atas level 75.30.
- Entry Buy: 75.30
- Take Profit: 76.17
- Stop Loss: 74.87