EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,335.33/oz   |   Silver 27.67/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,057.02   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 5 jam lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 5 jam lalu, #Saham AS

Update Forex: GBP/USD Tertekan Kekhawatiran Hard Brexit

Penulis

Kesepakatan Brexit yang semakin jauh dari kenyataan membuat outlook GBP/USD suram, meskipun kondisi ekonomi Inggris tengah membaik.

Referendum Brexit sudah 3 tahun berlalu, tapi belum ada jalan keluar yang jelas bagi Inggris. Proses pemisahan dari Uni Eropa masih tak tentu arahnya, sehingga hal ini senantiasa memberi tekanan bearish pada pergerakan Sterling versus mata uang mayor lainnya.

Diaktifkannya Article 50 yang sekaligus mengumumkan rencana Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa secara resmi sudah lebih dari 2 tahun berjalan. Masa negosiasi yang panjang dan penuh rintangan dalam 27 bulan terakhir dipenuhi dengan berbagai gejolak, mulai dari kegagalan voting di Parlemen Inggris hingga berkali-kali, sampai pengunduran diri beberapa Menteri krusial termasuk sang Perdana Menteri sendiri, Theresa May.

Lika-liku Brexit dan proses negosiasinya tentu berdampak pada GBP/USD. Pasangan mata uang ini diperdagangkan di 1.5070 pada 22 Juni 2016, sehari sebelum referendum Brexit digelar. Namun saat ini, GBP/USD berkubang di kisaran 1.2, seiring dengan tumbuhnya kekhawatiran pasar akan risiko-risiko Hard Brexit. Pada Selasa (16/Juli) lalu, pasangan mata uang tersebut bahkan mencapai 1.2350, melemah hingga 4% karena semakin kuatnya potensi Boris Johnson menduduki posisi Perdana Menteri baru. Johnson sendiri umum dikenal sebagai salah satu figur yang paling gencar mendukung Brexit.

Dengan deadline negosiasi yang saat ini ditetapkan pada 31 Oktober, Boris Johnson telah mengungkapkan bahwa ia tidak akan menerima ekstensi deadline jika terpilih sebagai Perdana Menteri. Ia juga menekankan penolakan terhadap negosiasi apapun yang mengikutsertakan Backstop Irlandia.

Secara garis besar, terwujudnya Withdraw Agreement yang damai dan disepakati bersama semakin jauh dari realita. Sekalipun prospek jangka panjang untuk ekonomi Inggris terlihat cerah, tekanan jangka pendek dari trader forex yang mengkhawatirkan Brexit bisa terus mendorong Sterling turun.

Kekhawatiran Hard Brexit

Dari perspektif teknikal, chart Daily telah menunjukkan divergence antara harga dengan indikator RSI. Dengan kata lain, RSI tidak mencapai level Oversold ketika harga mengunjungi Low terakhirnya di area 1.2400. Hal ini mengindikasikan bahwa bounce jangka pendek akan diperlukan untuk memperjelas proyeksi menuju 1.2530, sebelum tren bearish bisa dianggap berubah.

 

Dolar Australia Berkonsolidasi Di Atas 0.7000

AUD/USD bergerak kalem di awal sesi Asia hari ini (18/Juli), sebelum rilis Employment Change Australia bulan Juni memberikan dukungan kenaikan. Walaupun angka ketenagakerjaan cuma menunjukkan penambahan sebanyak 500, penguatan tingkat partisipasi di level 66.00% telah mempertahankan harga di atas 0.7000.

Menurut ACY, level 0.7050 untuk saat ini merupakan area resistance kuat, dengan perkiraan support di 0.6980. Apabila pelemahan harga membawa AUD/USD menembus 0.6980, maka Downtrend akan berlanjut ke area 0.6920/30.

 

Bias EUR/USD Cenderung Bearish

Dengan pertemuan ECB yang dijadwalkan berlangsung minggu depan, EUR/USD diperdagangkan dalam range sempit, sekitar 40 poin saja dalam waktu seminggu terakhir. Meski pola harga cenderung berimbang pada sisi High dan Low, tapi terlihat bahwa pergerakan yang terbentuk lebih didominasi oleh Lower High dan Lower Low; dua penanda pola bearish. Di samping itu, EUR/USD belum pernah mencatatkan Close harian di atas MA 30 sejak 3 Juli lalu.

ACY memperkirakan bahwa harga akan turun dan menguji level 1.1200 dulu sebelum menguat kembali ke kisaran 1.1300. Untuk target yang lebih panjang, level 1.1080 bisa menjadi support hingga pertemuan ECB 25 Juli mendatang.

 

USD/JPY Mengarah Ke 107.00

JPY sering dianggap sebagai mata uang safe haven ketika pasar ekuitas global sedang bernuansa Risk-Off. Hal ini menandakan bahwa USD/JPY akan cenderung diperdagangkan melemah saat pasar dikuasai banyak ketidakpastian. Prinsip inilah yang tampaknya berlaku dalam waktu 48 jam terakhir, seiring dengan mundurnya harga-harga saham dari level High masing-masing.

Dengan MACD dan RSI yang sama-sama menurun di chart Daily, tersedia ruang bagi pair ini untuk melemah kembali ke bawah 107.00 dalam waktu dekat.

 

ACY


ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik.

Arsip Analisa By : ACY
289295
Penulis

ACY adalah broker asal Australia yang telah memiliki ijin dari Australian Securities and Investments Commission (ASIC) dan menyediakan berbagai macam instrumen trading seperti Forex, Indeks, Metal, dan Komoditas. ACY dikenal luas berkat program Edukasi, Loyalty, dan Promosi yang menarik. Profil Selengkapnya